Dibilang Mahal, Harga Batik di Sarinah Bikin Melongo

Dibilang Mahal, Harga Batik di Sarinah Bikin Melongo

Kholida Qothrunnada - detikFinance
Jumat, 17 Jun 2022 14:09 WIB
Plaza Sarinah kembali dibuka untuk umum mulai hari ini, Senin (21/3). Pusat perbelanjaan pertama di Indonesia ini sebelumnya ditutup lantaran direnovasi sejak Juni 2020.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Harga barang yang dijual di Sarinah disebut mahal oleh anggota Anggota Komisi VI Fraksi Partai Nasdem, Rudi Hartono. Hal ini membuatnya khawatir, Sarinah hanya jadi tempat berfoto saja tapi tidak ada yang membeli barang di sana.

Berdasarkan pantauan detikcom di Sarinah, Jumat (17/6/2022), harga barang-barang yang dijual di Sarinah memang terbilang lebih mahal dibandingkan pusat perbelanjaan pada umumnya. Misalnya untuk pakaian batik, dibanderol mulai dari harga Rp 900 ribuan hingga jutaan rupiah.

Kain batik tulis merek Warisan misalnya, dibanderol dengan harga Rp 4 jutaan. Sementara untuk kemeja batik tulisnya dijual mulai harga Rp 6 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harga yang lebih murah bisa didapatkan untuk kemeja batik print dengan merek sama yang dibanderol Rp 2 jutaan. Sedangkan untuk produk atasan kebaya dibanderol mulai harga Rp 3-5 jutaan.

"Kita paling murah ada di harga 2 jutaan sih. Itu yang batik print, kalau yang batik tulis asli dan bahan tenun, itu harganya agak lebih mahal Rp 5-7 jutaan," kata salah seorang Pramuniaga yang bertugas.

ADVERTISEMENT

Untuk merek lain, batik Parang Kencana misalnya dibanderol dari harga Rp 900 ribuan hingga Rp 1,5 juta. Harganya bervariasi tergantung bahan dan cara membuatnya.

Salah seorang pengunjung bernama Anji tak memungkiri harga barang yang dijual di Sarinah terbilang mahal untuk sebagian masyarakat. Namun pria yang mengaku karyawan bank tersebut mengakui barang yang dijual berkualitas setara dengan harganya.

"Kalau menurut saya, dibilang mahal mungkin relatif ya. Mungkin itu tergantung orangnya. Kalau saya sebagai karyawan di kantor bank ya ini lumayan pricey. Tapi kalau buat kalangan menengah ke atas sih masih oke," katanya.

(eds/eds)

Hide Ads