Barang Dagangan di Mal Sarinah Kemahalan? Ini 4 Faktanya

Barang Dagangan di Mal Sarinah Kemahalan? Ini 4 Faktanya

Kholida Qothrunnada - detikFinance
Sabtu, 18 Jun 2022 11:30 WIB
Produk-produk yang dijual di Sarinah
Foto: Kholida Qothrunnada
Jakarta -

Pusat perbelanjaan pertama di Indonesia, Mal Sarinah kini tampilannya sudah semakin cantik setelah direnovasi. Meski kondisinya jauh lebih baik, Sarinah tak lepas dari kritik.

Sejumlah orang menilai bahwa berbagai produk yang dijual di Sarinah, harganya terbilang cukup mahal. Sehingga, dianggap hanya cocok untuk kalangan menengah ke atas aja. Apakah benar? Berikut fakta-faktanya:

Ramai Menjelang Siang hingga Malam

Berdasarkan pantauan detikcom di lokasi, Jumat (17/6/2022) kemarin, pukul 10.00-11.30 WIB, memang jumlah orang yang berkunjung masih dapat dihitung dengan jari. Menurut keterangan satpam setempat, Sarinah baru mulai ramai saat siang hari menjelang jam istirahat makan siang, para pekerja kantoran yang ada di sekitar Sarinah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satpam tersebut juga mengungkapkan di hari weekend, pengunjung Sarinah akan lebih banyak jika dibandingkan dengan hari-hari biasa. "Ramainya kalau weekend, dari pagi sampai malam," katanya kepada detikcom.

Jual Berbagai Produk Lokal Khas Indonesia

Di sekitar area lantai 3 mal Sarinah misalnya, banyak terpajang produk-produk seni kerajinan mulai dari pajangan untuk rumah, perlengkapan makan dan beberapa jenis tas.

ADVERTISEMENT

Harga produk yang dijual di sana memang lumayan cukup tinggi buat kebanyakan kantong masyarakat Indonesia. Misalnya, wayang untuk pajangan yang terbuat dari kayu dengan ukuran sedang saja bisa dibanderol Rp 4,2 jutaan, ukuran besarnya bisa mencapai belasan juta.

Pajangan sosok Prabu Kresna bahan kayu dihargai Rp 865 ribu, serta frame kaca wayang kulit harganya tembus Rp 526 ribu. Selain itu, ada juga kerajinan tempat tisu dari yang terbuat dari rotan Rp 230 ribu, tas wanita ulir dihargai Rp 600 ribu, kerajinan tangan wadah dari daun pisang dan eceng gondok seharga Rp 90 ribu.

Harga Pakaian Jutaan Rupiah

Di area gerai pakaian, akan dipenuhi produk-produk pakaian etnik dan batik yang harganya memang lebih mahal jika dibandingkan jika kita berbelanja ke Tanah Abang atau Thamrin City.

Sebuah cardigan misalnya, dibanderol dengan harga Rp 900 ribu. Sementara pakaian yang terbuat dari tenun Nusa Tenggara Timur (NTT), dijual dengan kisaran harga Rp 900 ribuan hingga jutaan rupiah. Sementara kemeja batik pria dijual ada yang dijual mulai harga Rp 750 ribuan. Kemeja batik yang dijual, bahkan bisa mencapai Rp 9 jutaan yang dibuat dengan bahan sutra.

Lanjut halaman berikutnya soal barang-barang di Sarinah dicap kemahalan.

Meski Dianggap Mahal, Tapi Barangnya Laku Dibeli

Salah seorang pramuniaga yang bertugas di sana mengatakan, bahwa harga pakaian yang dijual memang terbilang lebih tinggi dibandingkan pusat perbelanjaan pada umumnya. Alasannya, katanya karena produk yang dijual autentik dan buatan tangan yang dibuat secara terbatas.

"Iya mungkin agak mahal ya karena kita ada kualitas juga. Kalau buat kalangan ke bawah ya bisa dibilang harga segitu berat," kata salah satu petugas yang enggan disebutkan namanya itu.

Namun, dia menampik jika produk yang dijual tidak laku. Ia mengungkapkan, bahwa setiap harinya, ada saja barang yang terjual. "Setiap hari paling tidak ada satu atau dua produk yang laku," ujarnya.

Senada, pramuniaga lainnya bernama Binus mengatakan bahwa harga yang dipatok memang dilihat dari kualitas barangnya. Menurutnya, barang tersebut bisa dihargai tinggi karena bernilai seni.

"Buat orang yang ngerti seni mah, harga segini itu nggak masalah. Karena kan kita barangnya asli handmade. Misal, untuk wadah kacang kecil dari rotan asli Lombok dijual dengan harga Rp 110 ribu. Ya kalau orang kalau tau nilai seninya, dengan harga segitu oke lah. Kita kan ada harga dan kualitas," ucap Binus.

Binus menambahkan, bagi sebagian masyarakat harga kerajinan yang dibanderol di Sarinah memang cukup mahal. Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk turis atau wisatawan asing.

"Biasanya kalau Weekend ada lumayan banyak bule ke sini. Mereka beli juga. Tapi, kalau mereka nggak liat harga. Misal, kalau menurut mereka unik dan asli Indonesia ya mereka beli," ujarnya.


Hide Ads