Ahli ekonomi syariah IPB (Institut Pertanian Bogor) Irfan Syauqi Beik melihat, perlu ada campur tangan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam praktek ekosistem ekonomi syariah di Indonesia. Berbagai dukungan yang ada dapat menguatkan potensi yang selama ini tidak terlihat di Indonesia.
"Itu memerlukan intervensi dari sisi kebijakan pemerintah dan termasuk otoritas dalam hal ini OJK, jadi saya kira dukungan ini masih kita perlukan, ya dan kalau bisa kita perkuat," ujar Irfan dalam acara d'Mentor detikcom, Kamis (16/6/2022).
Ifran mengatakan dukungan regulasi jadi sangat penting. Sebab, dia melihat ada potensi di tanah air. Selain itu, dari sisi edukasi dan sosialiasi juga untuk membuka pola pikir di masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut saya kebijakan penguatan edukasi sosialisasi menjadi sangat penting, misalnya contoh perguruan tinggi Islam negeri misal coba transaksi lewat BSI atau Bank Syariah itu akan sangat luar biasa. Affirmative policy ini bisa juga ikut semakin akselerasi dan termasuk kita berharap mudah- mudahan BSI sudah jadi bank BO I (bank operasional satu), artinya dalam pengelolaan proyek APBN itu perbankan syariah bisa dilibatkan jadi affirmative policy masih kita perlukan dan harus terus kita dorong dan kembangkan" paparnya.
Irfan menerangkan, dalam sisi kebijakan untuk memperkuat sistem ekonomi syariah, kesehatan bank tidak lagi diukur dari Financial Ratio. Sebab dari sisi itu, bank syariah tergolong kecil.
"Tetapi dari sisi berapa besar zakat yang dibayarkan seperti BSI zakat besar, semakin besar zakatnya makin sehat bank itu karena bisnis semakin berkembang hal itu menjadi sangat penting," pungkasnya.
Saksikan juga video lengkap d'Mentor: Belajar Bisnis Syariah