Biar Nggak Curiga Terus, Ini Lho Pekerjaan yang Bisa Digarap dari Rumah

Biar Nggak Curiga Terus, Ini Lho Pekerjaan yang Bisa Digarap dari Rumah

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Sabtu, 25 Jun 2022 20:48 WIB
Ini yang Bikin WFH Lebih Melelahkan dari WFO
Foto: Ilustrasi kerja dari rumah/WFH (Tim Infografis Fuad Hasim)
Jakarta -

Masyarakat awam sering beranggapan orang yang bekerja pasti tidak di rumah. Sementara mereka yang bekerja dari rumah, kerap dituding pengangguran, bahkan sampai dicurigai macam-macam lantaran nampak hidup serba ada, namun sehari-hari di rumah.

Contohnya dialami seorang wanita yang curhat di media sosial Twitter pada Minggu, 22 Mei 2022 dan sempat viral. Wanita tersebut mengaku difitnah oleh tetangganya sebagai pengangguran sekaligus simpanan om-om. Curhatan tersebut disampaikannya secara anonim lewat akun media sosial Twitter @SeputarTetangga.

Wanita berusia 20 tahun itu menyatakan profesinya sebagai programmer di salah satu perusahaan startup. Semenjak pandemi COVID-19 dirinya ditugaskan untuk WFH. Yang membuatnya kewalahan, fitnah ini digosipkan di lingkungan para tetangganya hingga berimbas pada keluarganya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi fenomena ini, Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira mengatakan, hal ini dilandasi oleh masalah yang disebut dengan generation gap.

"Banyak yang salah memahami pekerjaan di era digital. Dianggap pesugihan atau hasil tindakan kriminal, itu ada masalah yang disebut dengan generation gap. Jadi ada gap antara generasi tua, baby boomers dan x," ujar Bhima kepada detikcom, Kamis (23/06/2022).

ADVERTISEMENT

Bhima mengatakan gap antara kedua generasi ini, terlihat dari generasi tua tersebut yang tidak bisa memahami atau melihat peluang usaha di era digital. Apalagi, tambah Bhima, kebanyakan dari mereka usahanya mengalami keterpurukan di era pandemi dalam 2 tahun terakhir.

"Sehingga ketika mereka melihat ada anak muda yang tinggal di kos-kosan ada yang kemudian tinggal di dalam rumah, tetapi kok bisa beli mobil baru. dari mana uangnya," tutur Bhima.

Pekerjaan yang bisa digarap dari rumah di halaman berikutnya. Langsung klik

Hal itulah yang dirasa oleh Bhima sebagai pemicu pertanyaan-pertanyaan generasi tersebut, karena tidak memahami ada banyak sekali peluang bisnis yang bisa dilakukan di dalam rumah selama ada koneksi internet dan muncul profesi-profesi baru yang dalam lima tahun terakhir tidak dikenal atau tidak terlalu populer.

Sebut saja profesi data analyst, game developer, kemudian artificial intelegent, dan juga profesi yang berkaitan dengan promote trading. Bhima mengatakan, semakin kesini, semakin banyak profesi-profesi yang spesialisasinya itu ternyata dibutuhkan di era digital dan ternyata penghasilannya relatif tinggi.

"Misalkan data analyst. Penghasilan rata-ratanya katakanlah Rp 25 juta, ada yang mencapai Rp 50 juta per bulannya. Ada juga mereka yang masuk di dalam e-commerce dan menjadi content creator, itu juga penghasilannya tidak kecil," tuturnya.

Tak lupa Bhima juga menyebutkan Ghozali Everyday, yang bisa menjual karyanya di NFT, hingga menjadi salah satu trend yang anak muda gandrungi di rumah. Tidak perlu keluar rumah, tidak perlu berpenampilan seperti pekerja kantoran, tapi penghasilannya berkali-kali lipat dari para pekerja kantoran.

"Dan itu mungkin menjadi salah satu dream job dari anak-anak muda sekarang," ujarnya.

"Jadi ketidakpahaman ini yang mengakibatkan generation gap. Nah ini yang mungkin semakin lama saya kira semakin banyak yang menyadari kalau digitalisasi memberikan banyak peluang, terutama di tengah situasi ekonomi yang kurang menentu ini," tutup Bhima.


Hide Ads