Di kala para startup diterpa badai mulai dari pandemi Covid-19 hingga PHK, Kopi Kenangan justru berhasil memanfaatkan krisis ini sebagai katalisator yang mempercepat pertumbuhan bisnisnya. Bahkan, tahun ini mereka menargetkan memiliki 1.000 gerai kopi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Covid-19 menjadi tamparan besar bagi berbagai industri, bahkan di seluruh dunia. CEO sekaligus Co-Founder Kopi Kenangan, Edward Tirtanata mengatakan masa 2020 kala itu merupakan krisis eksistensial terbesar yang pernah dialami dunia F&B hingga hospitality. Hal ini dikarenakan dari mulai kawasan pusat perbelanjaan hingga perkantoran sepi oleh pengunjung.
"Hah kok nggak ada orang di Mall, apalagi ke office, nggak ada siapa-siapa disana. Makanya dari situ kita melihat bahwa wah ini gimana ya kita gimana caranya bisa bertahan kalau misalkan bisnis kita nggak ada orang yang ngelewatin toko kita," kata Edward kepada detikcom, Senin (20/06/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sanalah, Edward beserta rekan-rekannya berusaha mencari solusi menghadapi krisis ini. Setelah melihat data lebih jauh, lanjutnya, mereka menyadari kalau customer bukannya menghilang melainkan berpindah tempat. Di mana orang-orang menetap kawasan Jakarta hanya untuk bekerja, sedangkan mayoritas tinggal di area Bodetabek. Di situlah, mereka memutuskan untuk 'menghampiri' pelanggan mereka.
"Kita akhirnya decide untuk keluar dari pandemi, kita harus membuka toko di dekat customer kita. karena customer kita tidak akan membeli kopi kalau itu terlalu jauh. Itulah kita melihat bahwa oh oke saatnya kita mencari dimana customer kita dan buka gerai disana," ujar Edward.
"Meskipun saya suka banget Kopi Kenangan, Kopi Kenangan 10 km dari tempat saya, saya nggak akan beli. Karena jauh, udah keburu ngantuk, udah keburu nggak konsen. Sementara kalau dia ada di 1 2 km atau bahkan 3 km, itu saya dengan senang hati beli kopi kenangan. Beli 5 cup bahkan," tambahnya dengan semangat.
Strateginya pun berhasil. Hingga akhirnya pun dapat menolong Kopi Kenangan keluar dari badai pandemi Covid-19. Bahkan, gerai-gerai baru tersebut lah yang justru menjadi toko-toko paling profitable di dalam ekosistem kopi kenangan.
"Kita menjadi nomor satu karena di pandemi. Kalo di Kopi Kenangan kita selalu bilang 'never waste a good crisis' gitu. Karena kenapa, di dalam masa krisis itu saatnya kita menunjukkan kualitas kita sebagai company," ujar Edward.
Tidak hanya berhenti sampai di situ, krisis ini juga mendorong pertumbuhan jumlah gerai Kopi Kenangan yang pada akhir tahun 2019 memiliki 226 toko, di tahun ini berhasil mencapai tiga kali lipatnya yakni 740 dan akan terus bertambah. Lebih lanjut, Kopi Kenangan menjadi satu-satunya F&B retail brand dengan skala cukup besar yang menyatakan tidak akan PHK pegawai.
"Komitmen yang kita bawa adalah kita nggak mau PHK bahkan CEO dikasih Rp 1 juga nggak apa-apa. Karena kita percaya bahwa apabila pegawai kita merasa comfortable dan safe bekerja di Kopi Kenangan, maka otomatis customer pun akan menjadi comfortable untuk membeli dagangan kita," tuturnya.
"Maka dari situlah kopi kenangan mempunyai motto untuk 'leading by heart'. Karena kita percaya bahwa kita harus mempunyai empati supaya kita bisa serve our customer better," tutup Edward.
Edward juga menanggapi badai PHK yang menimpa startup. Baca di halaman selanjutnya.