Menteri BUMN Erick Thohir blak-blakan suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 4,1 triliun untuk PT KAI (Persero). PMN untuk PT KAI itu diprotes oleh beberapa Fraksi Komisi VI.
Fraksi PKS secara bulat menyatakan tidak setuju dan meminta PMN untuk PT KAI ditunda. Sementara itu Fraksi Gerindra setuju dengan catatan. Protes sendiri diberikan karena PMN untuk PT KAI akan digunakan untuk menambah modal di proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung.
Erick pun menjelaskan KAI membutuhkan tambahan PMN karena pendanaan proyek kereta cepat. Dia mengatakan kondisi ekonomi bergerak dengan dinamis, khususnya dalam penentuan material bahan konstruksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dana yang sebelumnya disetujui pada proyek kereta cepat dinilai Erick sudah tidak sesuai dengan kondisi material bahan saat ini. Menurutnya, bahan baku pembangunan infrastruktur saat ini telah mengalami kenaikan 40-100%.
"Harga pembangunan infrastruktur yang sudah dilakukan sebelumnya sama hari ini lebih mahal, karena harga besi dan macam-macam naik bisa lebih dari 40-100%," ujar Erick kepada wartawan ditemui di Gedung DPR RI Jakarta, Senin (4/7/2022).
"Sekarang bikin rumah coba cek lebih mahal 40%. Ini yang tidak bisa kita bandingkan apple to apple karena kondisi ada dinamika ekonomi global dan suplay change," tuturnya.
Meski begitu, Erick menilai proyek infrastruktur merupakan investasi yang paling menggiurkan dan paling diminati oleh seluruh dunia. Jadi tidak ada salahnya proyek kereta cepat dilanjutkan. Apalagi, semasa pandemi baik individu maupun perusahaan memiliki cadangan sana yang besar.
"Kalau kita lihat sekarang ekonomi dunia satu tahun 2008 orang kekurangan uang. Tapi saat COVID-19 ini individu, perusahaan itu kelebihan uang. Karena ada restrukturisasi. Ini bukan di Indonesia saja tapi di seluruh dunia. Orang menabung perusahaan tak ekspansi," ungkap Erick.
Dia mengatakan bisa saja proyek kereta cepat nantinya menarik minat investor baru dan bisa dikembangkan lebih maju.
"Nah uang-uang ini tentu ke depan mencari potensi investasi dengan kondisi negara yang aman dan punya konsep keberlanjutan dan tentu investasi menghasilkan pengembalian yang baik," sebut Erick.