Penembakan Abe Bikin Pasar Ragukan Kebijakan Ekonomi Jepang

Penembakan Abe Bikin Pasar Ragukan Kebijakan Ekonomi Jepang

Dana Aditiasari - detikFinance
Jumat, 08 Jul 2022 15:58 WIB
Japans Prime Minister Shinzo Abe attends a news conference to deliver a statement marking the 70th anniversary of World War Twos end, at his official residence in Tokyo August 14, 2015.  Abe, in a statement marking the 70th anniversary of World War Twos end, acknowledged Japan had inflicted
Foto: REUTERS/Toru Hanai
Jakarta -

Penembakan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memicu perdebatan pasar atas potensi hilangnya dukungan untuk kebijakan pelonggaran moneter super mudah Bank of Japan yang pembahasan dan penerapannya terkesan terburu-buru.

Yen naik sebanyak 0,5% seiring merebaknya kabar yang berkaitan dengan serangan tiba-tiba terhadap Shinzo Abe di sebuah acara politik di kota barat Nara.

Dalam konteks ekonomi, Abe dikenal oleh banyak orang sebagai pendukung utama kebijakan gubernur BOJ Haruhiko Kuroda. Kebijakan yang dimaksud dianggap telah membebani yen sepanjang tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa ahli strategi meramalkan nilai mata uang dapat terus naik dan saham mungkin turun jika berita penembakan terhadap Abe tersebut memicu proses kajian ulang terhadap rencana pelonggaran moneter oleh Bank Sentral berjalan lebih awal. Ramalan beberapa ahli tentu tak berlebihan mengingat pengaruh Abe yang besar dalam mendukung kebijakan pelonggaran tersebut.

Abe sendiri memang terkenal karena rencananya untuk menghidupkan kembali ekonomi Jepang yang lesu melalui pelonggaran moneter dan reformasi peraturan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, ahli lain berpendapat bahwa dampak apa pun yang akan terjadi menyusul insiden penembakan itu akan bersifat sementara.

Bagaimana pandangan para ahli dan pelaku pasar? Selengkapnya ada di sini:

Pilar Pelonggaran Moneter

Manajer portofolio di Saison Asset Management Co, Tetsuo Seshimo mengatakan, Abe memiliki citra yang kuat di bawah Abenomics dan telah mendukung gubernur Kuroda.

"Citra Abe tentang 'pilar spiritual pelonggaran moneter' mungkin juga berkontribusi pada kerusuhan yang meluas ini," kata dia.

Meski punya visi ekonomi yang kuat sebagai mantan Perdana Menteri, namun Abe kini tak lagi menduduki jabatan itu sehingga tidak bisa langsung mempengaruhi kebijakan ekonomi dan moneter. Jadi menurut Seshimo, insiden penembakan terhadap Abe dipandang tak akan terlalu berdampak pada kebijakan ekonomi negara. Setidaknya, dampak yang ditimbulkan tidak akan bertahan lama.

"Insiden mengejutkan ini mungkin memiliki dampak jangka pendek dan belum tentu berdampak besar pada pasar dalam jangka panjang," tegasnya.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Dampak Jangka Panjang

Pandangan berbeda dilontarkan analis pasar senior di Matsui Securities, Tomoichiro Kubota. Menurutnya, insiden ini mungkin berdampak dalam jangka menengah hingga panjang, dan pasar akan melihat apresiasi yen yang cukup besar dan penurunan harga saham.

"Abe telah mendukung Gubernur Bank of Japan Kuroda. Kebijakan bank dapat berubah karena mereka akan kehilangan dukungannya," kata dia.

Kubota berpandangan, bagaimanapun Liberal Democratic Paty (LDP) atau Partai Democratik Liberal Jepang telah sangat mempromosikan kebijakan reflasi Abenomics bahkan setelah Perdana Menteri Kishida mengambil alih.

"Jika aktivitas politik orang utama yang paling banyak berkontibusi itu turun, itu akan mempengaruhi kebijakan saat ini," bebernya.

Mempengaruhi Persepsi Dunia Terhadap Jepang

Kepala ekonom pasar di Daiwa Securities, Mari Iwashita berpandangan, Abe mungkin lebih terkenal di luar negeri daripada Kishida (perdama menteri yang menjabat saat ini), sehingga reaksi di pasar mata uang mungkin lebih besar ketika perdagangan London dimulai.

"Dia telah memimpin Abenomics sehingga mungkin ada persepsi bahwa Jepang akan berubah."

"Mungkin ada dukungan simpatik untuk Partai Demokrat Liberal yang berkuasa pada pemilihan hari Minggu," tambah Iwashita.

Pengaruh Abe dalam Penyusunan Kebijakan di Jepang

Menurut analis pasar senior di SMBC Trust Bank, Masahiro Yamaguchi, Abe terkenal di luar Jepang dan investor asing melihatnya secara positif.

Sehingga, lanjut dia, perubahan sikap pemerintah yang memicu perubahan kebijakan ekonomi akan semakin menguatkan persepsi publik bahwa selama ini Abe turut mengendalikan kebijakan ekonomi di Jepang.

"Ini bisa menjadi negatif bagi pasar jika kebijakan pemerintah, termasuk sikapnya terhadap pelonggaran moneter, terpengaruh karena terbukti bahwa ia menarik tali di belakang layar dalam banyak hal," ututr dia

"Jika memungkinkan Kishida untuk melaksanakan kebijakan yang dia inginkan, seperti pajak keuangan dan peraturan tentang pembelian kembali saham, itu akan berdampak negatif bagi pasar," sambungnya.


Hide Ads