Keberadaan sekumpulan anak baru gede (ABG) dari luar Jakarta yang memadati kawasan berorientasi transit di Dukuh Atas-Sudirman bikin heboh banyak orang. Kehadiran mereka dengan gayanya yang nyentrik bahkan sampai diasosiasikan gelaran fashion show dunia menjadi 'Citayam Fashion Week'.
Berkumpulnya para remaja dari luar kota Jakarta tersebut menyita perhatian publik lantaran sebelumnya kawasan tersebut tak pernah dihampiri mereka. Sebelum kawasan TOD yang berlokasi di daerah Dukuh Atas itu dibangun, tempat tersebut menjadi salah satu titik kemacetan paling parah di Jakarta.
Kejadian ini mengingatkan pada fenomena Harajuku Style yang sempat populer di tahun 80an. Kala itu Harajuku Style sampai populer ke negara-negara barat lantaran gaya berpakaiannya yang nyentrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harajuku adalah tempat kelahiran beberapa gaya jalanan paling ikonik dan telah menjadi tempat nongkrong favorit bagi para kreatif muda di Tokyo selama beberapa generasi. Saat itu sekumpulan remaja juga akhirnya nongkrong di jalan Omotesando tiap kali jalan tersebut ditutup untuk kendaraan bermotor.
Lantas, apa yang bisa kita pelajari dari kehadiran 'Citayam Fashion Week' di Dukuh Atas? Seberapa penting kehadiran ruang publik yang lebih banyak di Jakarta?
Dengarkan obrolannya bersama Senior Urban Planning, Gender and Social Inclusion Associate ITDP, Deliani Siregar di Podcast Tolak Miskin episode minggu ini. Klik widget di bawah ini untuk mendengarkan atau temukan Podcast Tolak Miskin di Spotify dan kanal siniar lainnya.
(eds/eds)