Ada Kabar Nggak Enak Soal Krisis, Wong Cilik Mesti Siap-siap!

Ada Kabar Nggak Enak Soal Krisis, Wong Cilik Mesti Siap-siap!

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 14 Jul 2022 14:04 WIB
Pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2021 diramal tembus 7%. BI menyebut hal ini karena pemulihan di sektor pendukung turut mendorong ekonomi nasional.
Ilustrasi Perekonomian. Foto: Agung Pambudhy

Kondisi ini juga merupakan tanda lampu kuning bagi para pebisnis. Menurut kacamata Andy, para pebisnis perlu memperhatikan ulang perencanaan yang telah disusun sebelumnya, disesuaikan kembali dengan kondisi saat ini.

"Misal kemarin sudah berencana ekspansi, injeksi modal, dan lain-lain. Coba dipertimbangkan lagi. Jangan sampe udah cari pinjaman dan Nggak bisa balikin. Apalagi ini BI udah mulai naikkin suku bunga. Udah dapet pinjaman takutnya malah nggak bisa balikin," tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, Andy mengatakan masyarakat juga perlu bersyukur karena Indonesia masih dapat menghadapi kondisi perekonomian global ini dengan baik, bahkan pertumbuhannya masih positif. Tapi tetap, ia mengingatkan, kita harus tetap waspada.

Sementara itu, Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal juga turut memberikan tanggapan. Ia mengatakan, salah satu hal terpenting yang perlu masyarakat lakukan adalah tetap bersikap tenang.

ADVERTISEMENT

"Masyarakat jangan panik. Kalau makin panik akan mempercepat ke arah yang lebih buruk. Seperti kondisi waktu 98. Salah satu yang mempercepat itu masyarakat yang panik, menyetok barang-barang, dan lain sebagainya," ujar Faisal.

Meski kondisi ini nantinya akan berdampak finansial flownya, Faisal mengatakan kondisi Indonesia saat ini dapat dikatakan masih aman terkendali. Secara indikator makro, Indonesia masih jauh dari kekhawatiran terkena krisis besar.

"Memang tekanannya makin besar. Di Juli akan ada kemungkinan meningkat lagi. untuk kekhawatiran, dari indikator makro kita masih jauh. Walaupun meningkat, ini tidak akan sampe seperti Sri Lanka. Kita di 4%, memang lebih tinggi dari pandemi tapi masih di level moderat. Meski ada perlambatan, pertumbuhan perekonomian RI masih positif," ujar Faisal.

Di sisi lain, Fasial mengatakan antisipasi dari krisis ini sudah mulai dilakukan oleh pemerintah, salah satunya yaitu dengan mengatur subsidi BBM kemarin agar lebih tepat sasaran. Sehingga, harapannya masyarakat yang menengah ke bawah tidak perlu khawatir dengan ketersediaan kebutuhan pokok.

"Untuk pemerintah sendiri, bauran kebijakannya harus lebih tertata. Jangan counter produktif dalam pertumbuhan ekonomi dalam negeri," tutup Faisal.



Simak Video "Video Megawati Bantah Pernah Jual Pulau: Saya Membetulkan Ekonomi"
[Gambas:Video 20detik]

(das/das)

Hide Ads