8.500 Kendaraan Listrik Grab Kini Bernama GrabElectric

8.500 Kendaraan Listrik Grab Kini Bernama GrabElectric

Inkana Putri - detikFinance
Jumat, 15 Jul 2022 11:28 WIB
GrabElectric
Foto: Grab
Jakarta -

Grab, superapp terkemuka di Asia Tenggara, memperkenalkan tampilan terbaru armada kendaraan listriknya yang kini bernama GrabElectric. Acara peresmian ini dipimpin langsung oleh Menko Marves, Luhut. B. Pandjaitan dan dihadiri oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia, dan sejumlah pejabat terkait.

President of Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengungkapkan armada GrabElectric merupakan kontribusi Grab dalam mempercepat terbentuknya ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) di Indonesia. Hadirnya Armada GrabElectric juga menjadi langkah mendukung upaya pemerintah untuk memiliki lebih dari 2 juta kendaraan listrik pada 2030.

"Kami berharap inisiatif ini dapat mendorong masyarakat untuk lebih mengenal kendaraan listrik serta turut berperan aktif dalam mendukung pengembangan ekonomi hijau Indonesia," ujar Ridzki dalam keterangan tertulis, Jumat (15/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hadir di Indonesia sejak 2019, kini GrabElectric semakin memperkuat posisi Grab sebagai pelopor dan operator transportasi kendaraan listrik terbesar di Indonesia. Dengan total 8.500 armada di 8 provinsi (DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali), Grab telah berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar lebih dari 5.000 ton yang setara dengan mengurangi lebih dari 2 juta liter BBM pada periode 2020-2021.

Adapun GrabElectric merupakan produk hasil kolaborasi Grab dengan beragam mitra strategis dan sektor privat lokal maupun mancanegara, seperti Kymco, SWAP Energi, Viar, PT Wika Industri Manufaktur, Hyundai, dan Intelligent Transport System (ITS) Indonesia.

ADVERTISEMENT

Sejak tahun 2019, Grab telah mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia melalui gerakan #LangkahHijau. Hal ini dilakukan melalui berbagai inisiatif dan upaya untuk mendukung kelestarian lingkungan, seperti Langkah Menanam Pohon (Carbon Offsetting), Langkah Kurangi Emisi (Electric Vehicle by Grab), dan Langkah Daur Ulang (Recycle with GrabExpress Recycle).

Country Managing Director of Grab Indonesia, Neneng Goenadi, mengatakan kehadiran GrabElectric merupakan salah satu upaya Grab dalam mendukung pengurangan jejak karbon. Di samping itu, GrabElectric juga dapat menghemat biaya operasional para mitra Grab.

"Kami menargetkan untuk mencapai netral karbon pada tahun 2040 dan saat ini 100% kendaraan sewaan roda dua kami merupakan kendaraan rendah emisi. Hadirnya GrabElectric mempertegas komitmen #LangkahHijau dalam mendukung usaha pemerintah mencapai target pengurangan jejak karbon hingga 41% pada 2030," katanya.

"Sistem sewa harian GrabElectric memberikan peluang pendapatan baru bagi mitra pengemudi dan mitra pengiriman kami yang tidak memiliki kendaraan pribadi. Para mitra pun dapat menghemat biaya operasional per bulan hingga 25%*, mengingat mitra tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk BBM dan biaya perawatan berkala, karena sepenuhnya ditangani oleh Grab melalui 31 service center di Indonesia," lanjut Neneng.

Sementara itu, Menko Marves, Luhut. B. Pandjaitan mengapresiasi upaya Grab dalam mempercepat implementasi kendaraan listrik di Tanah Air. Terlebih saat ini, ribuan armada GrabElectric telah tersebar di berbagai provinsi, termasuk Jakarta.

"Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas peran serta Grab Indonesia dalam mendorong implementasi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) di dalam negeri," kata Luhut.

Luhut menambahkan hadirnya GrabElectric akan mampu memberikan pengalaman baru bagi masyarakat dalam menggunakan BEV. Dengan demikian, percepatan transformasi ke arah BEV dapat segera terpenuhi. Untuk itu, ia meminta agar penggunaan BEV dapat terus dioptimalkan melalui berbagai aspek sehingga dapat menciptakan efek supply dan demand dalam ekosistem BEV guna mendorong transformasi agar dapat berjalan sesuai dengan harapan semua pihak.

"Perlu adanya niat, tekad, dan komitmen yang kuat dari seluruh stakeholder, baik dari Pemerintah maupun dari seluruh lapisan masyarakat, agar penggunaan BEV dapat segera dioptimalkan. Saat ini, pemerintah sangat serius dalam menyediakan berbagai regulasi untuk mendukung terciptanya ekosistem BEV. Beberapa aspek yang didorong antara lain, aspek teknis, aspek insentif, hingga aspek pembiayaan," jelasnya.




(fhs/ang)

Hide Ads