Sewa Pesawat Sultan Bisa Tembus Rp 700 Juta-an PP

Sewa Pesawat Sultan Bisa Tembus Rp 700 Juta-an PP

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 25 Jul 2022 07:16 WIB
Pesawat jet pribadi parkir di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Pesawat jet pribadi menjadi lahan bisnis yang cukup signifikan, Pesawat pribadi diyakini dapat meningkatkan mobilitas dan menghemat waktu pengusaha dan ekspatriat.
Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta -

Tarif layanan charter atau penyewaan jet pribadi mengalami kenaikan. Harga avtur yang makin mahal jadi salah satu biang kerok naiknya tarif tumpangan para 'sultan' ini.

Kini para 'sultan' pun terpaksa harus merogoh kocek lebih dalam untuk bisa terbang dengan layanan super eksklusif ini.

Direktur PT Indojet Sarana Aviasi Stefanus Gandi mengatakan kenaikan harga avtur jadi komponen paling besar pada harga yang ditawarkan pihaknya untuk layanan jet pribadi. Indojet sendiri merupakan perusahaan penyedia jet pribadi sewaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dampak kenaikan harga avtur untuk penerbangan charteran atau private jet sangat berdampak langsung terhadap kenaikan biaya charter," papar Stefanus kepada detikcom, Minggu (24/7/2022).

Selain avtur, kenaikan biaya juga dirasakan Stefanus untuk urusan ground handling pesawat dan penyewaan ruang tunggu VVIP. Pasalnya, biaya semacam itu di Bandara Soekarno-Hatta lebih mahal daripada biaya serupa di Bandara Halim Perdanakusuma.

ADVERTISEMENT

Seperti diketahui, pesawat jet pribadi biasanya bermarkas dan membuka layanan di Bandara Halim Perdanakusuma. Namun, semenjak bandara itu ditutup untuk revitalisasi, pesawat jet pribadi berpindah ke Bandara Soekarno-Hatta.

"Beban biaya ground handling juga ikut naik, serta tarif sewa longue VVIP Bandara Cengkareng (Soekarno-Hatta) yang ternyata lebih tinggi dari Bandara Halim," papar Stefanus.

Kenaikan biaya-biaya tersebut membuat Stefanus akhirnya terpaksa menaikkan harga layanan penyewaan pesawat jet dari Indojet. Biaya sewa jet pribadi bisa bertambah 10-15% tergantung tipe pesawat dan jarak tujuannya.

"Kenaikan beberapa komponen biaya di atas membuat tarif charter yang kita patok jadi naik antara 10-15% dari tarif charter tahun sebelumnya," kata Stefanus.

Sebagai contoh, untuk kenaikan tarif penerbangan jet dari Jakarta ke Bali telah meningkat dari awalnya hanya US$ 19 ribuan menjadi US$ 21 ribu, bila dikonversi dengan kurs terkini maka saat ini harganya Rp 315 juta (kurs Rp 15.000).

Dengan harga segitu, penumpang dapat menikmati penerbangan eksklusif dengan pesawat Hawker 400 dengan kapasitas penumpang 6 orang. Tarif sebesar itu digunakan untuk penerbangan bolak-balik dan belum termasuk pajak dan juga biaya protokol COVID-19.

Masih ada dua pilihan pesawat jet pribadi lainnya. Bila ingin menggunakan Hawker 800 dengan kapasitas 8 orang, tarifnya sebesar US$ 28 ribu atau sekitar Rp 420 juta. Lalu, untuk pesawat Legacy 600 dengan kapasitas 13 orang tarifnya sebesar US$ 38 ribu atau sekitar Rp 570 juta.

Ada juga penerbangan Jakarta ke Labuan Bajo, dengan Hawker 400 biayanya US$ 35 ribu atau sekitar Rp 525 juta. Kemudian, untuk model pesawat Hawker 800 tarifnya sebesar US$ 41 ribu atau sekitar Rp 615 juta.

Lalu, untuk pesawat jenis Legacy 600 tarifnya sebesar US$ 52 ribu atau sekitar Rp 780 juta. Sama seperti ke Bali, tarif sebesar itu digunakan untuk penerbangan bolak-balik dan belum termasuk pajak dan juga biaya protokol COVID-19.

Selain penerbangan domestik, Indojet juga menawarkan jet pribadi ke luar negeri. Salah satu rutenya adalah Jakarta-Singapura.

Dengan pesawat Hawker 400 biayanya US$ 22 ribu atau sekitar Rp 330 juta. Kemudian, untuk model pesawat Hawker 900 tarifnya sebesar US$ 30 ribu atau sekitar Rp 450 juta. Lalu, untuk pesawat jenis Legacy 600 tarifnya sebesar US$ 39 ribu atau sekitar Rp 585 juta.

Selanjutnya, untuk pesawat Gulfstream G150 dengan penumpang 7 orang tarifnya mencapai US$ 25 ribu atau sekitar Rp 375 juta. Terakhir, untuk pesawat Gulfstream G550 dengan kapasitas penumpang 16 orang harganya menyentuh Rp 44 ribu atau sekitar Rp 660 juta.

Lalu, untuk pesawat jenis Legacy 600 tarifnya sebesar US$ 52 ribu atau sekitar Rp 780 juta. Sama seperti ke Bali, tarif sebesar itu digunakan untuk penerbangan bolak-balik dan belum termasuk pajak dan juga biaya protokol COVID-19.

Tarif-tarif sebesar itu digunakan untuk penerbangan bolak-balik Jakarta ke Singapura dan belum termasuk pajak dan juga biaya protokol COVID-19.

Jet Pribadi Masih Laris Manis
Menurut Stefanus, sejauh ini minat pengguna layanannya tak surut meski harganya makin mahal. Permintaan terbang eksklusif dengan jet pribadi masih stabil. Para 'sultan' nampaknya masih rela untuk membayar mahal demi layanan super eksklusif.

"Kami mendata minat charter masih cenderung stabil seperti periode sebelumnya. Tak ada penurunan permintaan," kata Stefanus.

Stefanus bilang, sejauh ini perjalanan liburan dan perjalanan bisnis menjadi tujuan utama para 'sultan' menyewa jet pribadi.

"Kebutuhan perjalanan business trip dan perjalanan liburan masih cukup tinggi sepertinya. Walau ada peningkatan harga, hal itu tidak mengurangi minat perjalanan dengan private jet dari client langganan dan client baru karena sudah menjadi kebutuhan perjalanan," ungkap Stefanus.



Simak Video "Video: Detik-detik Pesawat Nyaris Tabrakan dengan Jet Pribadi di Bandara Chicago"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads