Citayam Fashion Week dan Potensi Ekonomi Rakyat, BUMN Bisa Perkuat

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 26 Jul 2022 15:10 WIB
Foto: Tim Infografis/Fauzan Kamil
Jakarta -

Pengamat Tata Kota Universitas Diponegoro (UNDIP) Fadjar Hari Mardiansyah menilai, fenomena Citayam Fashion Week merupakan gagasan generasi milenial yang ingin menunjukkan existensinya. Fenomena anak muda yang unjuk diri ini dinilai Fadjar bukanlah hal yang baru di Indonesia.

Generasi muda era tahun 80 hingga 90 juga melakukan unjuk diri dengan Lintas Melawai.

Namun ada perbedaan yang sangat mencolok antara fenomena Citayam Fashion Week dan Lintas Melawai. Citayam Fashion Week lebih egaliter atau merakyat dibandingkan Lintas Melawai. Peserta Lintas Melawai menggunakan kendaraan pribadi.

Sedangkan Citayam Fashion Week pesertanya banyak menggunakan KRL dan moda transportasi umum yang sangat murah.

Adanya Citayam Fashion Week yang diselenggarakan di jalan yang mambuat persoalan tersendiri, dinilai Fadjar sebagai salah satu wujud pemimpin daerah yang tidak memikirkan untuk memanfaatkan ruang publik sebagai wadah kreativitas generasi muda.

Diakui Fadjar memang saat ini Pemprov DKI banyak membangun ruang publik. Namun disayangkan tempatnya belum mengakomodasi segmen kegiatan unjuk diri. Tempat publik yang dibangun Pemprov DKI saat ini hanya untuk tempat bersantai atau beraktivitas masyarakat pada umumnya.

"Konsep segment yang dibuat Pemprov DKI saat ini berbeda. Bukan untuk penggembangan kreativitas generasi milenial. Segment Citayam Fashion Week, flash mob dance atau Lintas Melawai belum diperhatikan Pemrov DKI. Adanya ekses SCBD Citayam Fashion Week harusnya menjadi tanggung jawab Pemprov untuk menyediakan tempat penggembangan kreativitas generasi milenial. Saya berharap fenomena ini dapat mendorong pemimpin daerah lainnya untuk melirik dan membuatkan tempat kreativitas unjuk diri anak muda," ungkap Fadjar.

Bersambung ke halaman selanjutnya.




(aid/dna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork