Dalam rangka mendukung pemanfaatan teknologi digital untuk proses pemasaran produk dalam negeri, Pemerintah Indonesia menggelar Kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) #SemangatSulbar di Anjungan Pantai Manakarra, Desa Rimuku, Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (29/7). Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi momentum kolaborasi seluruh pemangku kepentingan di Sulbar dalam memanfaatkan media digital secara lebih optimal dan masif guna mengembangkan UMKM setempat.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbudristek Kiki Yulianti mengungkapkan acara ini menandai dimulainya seluruh rangkaian kegiatan menuju panen (harvesting) Gernas BBI. Selain itu, acara ini juga bertujuan meningkatkan UMKM, industri kecil menengah (IKM) dan artisan menuju ekosistem digital, mendongkrak transaksi penjualan serta melakukan pendampingan dalam memulai kewirausahaan dalam upaya peningkatan ekonomi bangsa Indonesia.
"Hal yang membedakan antara acara yang diampu Kemendikbudristek dengan kementerian dan lembaga lainnya adalah kami mengikutsertakan satuan pendidikan berbagai jenjang dan jalur, untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan Gernas BBI," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Minggu (31/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Kemendikbudristek, UMKM dan satuan pendidikan vokasi di Sulbar membutuhkan pelatihan pengemasan produk yang kreatif dan ramah lingkungan, pengelolaan keuangan, produksi dan distribusi, strategi penjualan di e-commerce (lokapasar), dan pemasaran digital. Terutama untuk kategori produk makanan dan minuman, olahan pertanian dan perkebunan (non makanan dan minuman), industri kreatif/kerajinan, fesyen, dan jasa.
Kiki berharap melalui kegiatan kali ini para peserta dapat menambah wawasan, pengetahuan dan keahliannya dalam menunjang proses menjalankan UMKM lokal, salah satunya lewat digital marketing.
Kiki mengungkapkan setidaknya terdapat 309 SMK di Sulbar dan 208 UMKM binaan Bank Indonesia Sulbar. Lalu, ada 20 UMKM di Sulbar dan satu satuan pendidikan vokasi yang bermitra dengan platform penjualan daring dalam menjalankan bisnisnya.
"Permasalahan dalam pengembangan UMKM di Mamuju adalah keterbatasan biaya produksi, pasar dan cara memasarkan. Contohnya produksi yang hanya berdasarkan pesanan dan pemasarannya sebatas lingkungan sekitar. Namun saya yakin bahwa pelaksanaan Gernas BBI Semangat Sulbar akan semakin mendukung UMKM yang telah berkembang di daerah ini dan menguatkan langkah serentak kita mewujudkan Merdeka Belajar," tuturnya.
Animo Masyarakat
Animo masyarakat untuk membeli produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang ditampilkan pada peluncuran awal Kampanye Gernas BBI juga semakin meningkat. Tak terkecuali Dirjen Diksi Kemendikbudristek Kiki Yulianti.
Dalam Gernas BBI kali ini, Kiki menunjukkan ketertarikannya terhadap tanaman anggrek bulan hasil kultur jaringan dari SMK 1 Mamasa.
Anggrek tersebut adalah tanaman hasil budidaya yang berasal dari satu biji anggrek. Dalam sebulan dapat dihasilkan ribuan biji anggrek. Selanjutnya, anggrek disilangkan dengan jenis lain dan menghasilkan varian anggrek baru.
"Berapa harganya? Saya ambil. Saya bayar pakai QRis ya," ucap Kiki kepada penjual.
Selain anggrek bulan, Kiki juga tertarik dengan kain tenun Mamasa berwarna merah. Warna kain tenun tersebut kebetulan senada dengan pakaian yang dikenakan Kiki saat itu. Tanpa menunggu lama, ia pun membeli kain tersebut.
"Cantik sekali, saya beli. Bagi yang memproduksi tenun saya pakai ini, terima kasih, saya sangat suka," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kiki menyampaikan selain meningkatkan mutu satuan pendidikan, Gernas BBI juga menjadi sarana mensosialisasikan pendidikan vokasi yang erat hubungannya dengan inovasi dan kewirausahaan.
"Kami terus menggaungkan esensi gerakan ini kepada para peserta didik, orang tua, komunitas, pengajar agar memiliki kesadaran untuk bangga terhadap produk-produk buatan Indonesia. Jika bukan kita siapa lagi dan jika tidak sekarang kapan lagi, untuk itu mari kita bela, beli, dan belanja produk lokal," tutup Kiki.
Pameran Gernas BBI tahun ini diikuti oleh 86 mitra. Mereka terdiri dari pelaku usaha gula aren, kerajinan, rotan, sablon, keripik, kue, kopi, makanan olahan, minyak mandar, madu, dan kosmetik, sambal, hingga kain tenun.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo meluncurkan Gernas BBI pada 14 Mei 2020. Gernas BBI menargetkan 30 juta UMKM/IKM/Artisan Indonesia masuk ke platform e-commerce.
Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), Odo R. M. Manuhutu mengatakan peserta yang mendaftar diharapkan dapat meningkatkan transaksinya melalui rangkaian kegiatan Gernas BBI.
Odo memaparkan jumlah UMKM di Indonesia yang berjalan hingga saat ini sudah meningkat 11,5 juta unit per Juni 2022, sehingga total kini mencapai 19,5 juta unit yang sudah masuk ke ekosistem digital.
Sementara berdasarkan data Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) per 25 Juli 2022, untuk tingkat realisasi produk dalam negeri (PDN) di Sulawesi Barat yang berhasil dicapai provinsi 9,18 persen, Kabupaten Mamuju 24,18 persen, Kabupaten Pasangkayu 17,73 persen, Kabupaten Polewali Mandar 10,25 persen, Kabupaten Mamuju Tengah 5,10 persen, Kabupaten Mamasa 2,88 persen dan Kabupaten Majene 1,56 persen.
Untuk penerbitan katalog digital (e-catalogue) lokal dari pemda se-Indonesia, data BPKP per 24 Juli 2022 menunjukkan terdapat 338 Pemda yang sudah tayang produknya di e-katalog lokal. Sisanya sebanyak 204 pemda belum menayangkan produknya dalam bentuk katalog digital.
"Angka ini masih perlu terus ditingkatkan dari kontribusi capaian di masing-masing daerah. Pemda memiliki peran strategis untuk mendukung Gernas BBI. Terlebih, Gernas BBI beberapa bulan terakhir juga telah mendorong peningkatan belanja Produk Dalam Negeri melalui Aksi Afirmasi Belanja Pemerintah," pungkas Odo.
(ega/ega)