Pernah lihat orang yang pura-pura kaya dengan yang kaya beneran? Apa kira-kira perbedaannya?
Pakar Perencana Keuangan Andy Nugroho mengatakan secara sekilas, sulit untuk membedakan orang kaya asli dengan orang yang pura-pura kaya. Semua itu bisa terungkap apabila kita mengetahui data keuangan orang tersebut.
"Sebenarnya cukup sulit untuk mendeteksi hal ini, kalau kita nggak tahu dalaman keuangannya dia (biar lebih akurat atau lebih fair). Artinya, kalau kita bisa tahu data keuangan dia, kita bisa tahu," kata Andy kepada detikcom, beberapa waktu lalu.
Andy menyebutkan secara scientific, orang bisa dianggap kaya apabila nilai aset yang dimiliki bisa lebih besar dengan liabilitasnya, atau jika dibandingkan dengan kewajibannya.
"Jadi, nilai yang dimiliki itu masih lebih besar dengan utangnya dia. Atau dia juga punya aset-aset investasi, yang memungkinkan dia dapat pasif income dari situ. Itu yang disebut orang kaya beneran. Istilahnya, kita bisa tahu secara scientific. Secara data orang akan dianggap kaya, apabila nilai asetnya itu lebih besar dengan liabilitasnya dibandingkan dengan kewajibannya dia," tutur Andy
Andy juga mencoba menggambarkan seperti apa orang kaya asli, dengan orang yang sebenarnya tidak kaya. Memiliki harta seperti rumah dan mobil belum tentu bisa disebut kaya, jika nilai utangnya lebih tinggi dari aset yang dimiliki. Begitupun sebaliknya.
"Jadi, kita nggak bisa misal lihat orang yang mobilnya jadul belum tentu kita anggap dia sebagai orang miskin. Kenapa? Walaupun mobilnya jadul, rumah sederhana, tapi dia nggak punya utang dan punya aset hingga investasi yang bisa jadi pasif incomenya, itu termasuk orang kaya. Kalau kita tahu data keuangan dia, sebenarnya kita bakal bisa jawab hal itu," kata Andy.
Andy mengatakan secara rasio keuangan, orang yang memiliki banyak cicilan sejatinya dianggap mempunyai keuangan yang tidak sehat. Mereka yang tak memiliki utang dinilai lebih sehat dan kaya.
"Jika dibandingkan dengan orang yang punya mobil kekinian, rumahnya di Pondok Indah tapi masih nyicil, padahal gajinya Rp 50 juta sebulan. Bisa jadi rasio keuangannya itu bisa lebih rendah, jadi sebenarnya kondisi keuangannya itu tidak sehat," tambah Andy.
Namun, ia pun menegaskan sejatinya kita tidak bisa untuk langsung mendeteksi apakah orang tersebut memang asli kaya maupun tidak. Hal ini harus didukung dengan adanya data keuangan.
"Jadi parameternya seperti itu. Ya kalau kita mau kepo, ya nanya. Tapi, kan kita nggak mungkin tiba-tiba tanya. Sekali lagi, kita tidak bisa langsung judge atau mendeteksi kalau ini orang beneran kaya atau nggak, atau pura-pura kaya. Jadi, kita harus tahu data keuangannya seperti apa," ungkap Andy.
(fdl/fdl)