Sejumlah negara memutuskan untuk menyetop sementara ekspor gandum untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Indonesia akan mendorong diversifikasi pangan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ada 9 negara yang menyetop gandum antara lain Kazakhstan, India, Afghanistan, Algeria, Kosovo, Serbia dan Ukraina. Sementara, Indonesia punya sejumlah alternatif seperti sorgum, sagu dan singkong.
Airlangga menuturkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar komoditas-komoditas tersebut dipersiapkan sebagai substitusi dan diversifikasi.
"Dengan demikian kita harus mengembangkan tanaman pengganti ataupun substitusi gandum. Indonesia punya beberapa alternatif selain sorgum itu bisa juga dari tanaman sagu dan singkong," katanya.
"Oleh karena itu arahan Bapak Presiden seluruhnya perlu dipersiapkan agar punya substitusi dan diversifikasi dari produk tersebut," tambahnya.
Airlangga mengatakan, Jokowi telah meminta Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk membuat peta jalan (roadmap) pengembangan sorgum. Kemudian, Jokowi meminta Kementerian Pertanian untuk menyiapkan alat dan mesin pertanian (alsintan) dan ternak.
Berikutnya, Jokowi juga meminta Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM untuk mengembangkan bioetanol.
"Namun tentu kita harus mendorong bahwa kapasitas luasan lahan yang diperluas kontinuitas produk dan mendapatkan offtaker. Salah satu offtaker yang dipertimbangkan pemerintah industri pakan ternak," jelasnya.
(acd/eds)