Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas meyakini kenaikan harga gandum saat ini diharapkan tidak membuat harga mi naik. Sebab panen gandum saat ini di negara produsen telah membaik.
"Nggak, mudah-mudahan. Dulu kan gagal panennya di Australia, Kanada, Amerika Serikat (AS) ya. Sekarang panennya sukses," katanya kepada awak media, di Kantor Kementerian Perdagangan, Rabu (10/8/2022).
Zulhas juga mengatakan saat ini penjualan gandum dari Ukraina sudah dibuka lagi. Seperti diketahui salah satu penghasil gandum tersebut sempat menyetop ekspor gandumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apalagi sekarang Ukraina sudah boleh jual. Mungkin September trennya akan turun (harga gandum)," ucapnya.
Sebagai informasi, sebelumnya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa harga gandum saat ini sangat mahal. Menurutnya kenaikan harga itu akan membuat harga salah satu produk bahan baku gandum, mi akan naik tiga kali lipat.
"Hati-hati yang makan mie banyak dari gandum besok harga naik tiga kali lipat itu. Jadi mohon maaf saya bicara ekstrem saja," ucapnya, dalam webinar online di Youtube Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Selasa (9/8/2022).
Syahrul juga mengatakan lebih baik mengonsumsi singkong hingga sagu ketimbang harus impor gandum dalam kondisi terlalu mahal. "Ada gandumnya tapi harga mahal banget. Kita impor terus nih. Kalau saya sih nggak setuju jelas. Kita apapun kita makan singkong saja, sorgum saja, dan makan saja sagu,"
Syahrul juga mengungkap sebenarnya stok gandum ada, tetapi saat ini belum bisa keluar dari negara produksinya yang besar yakni Ukraina. Tak main-main jumlah gandum yang nggak bisa keluar sebanyak 180 juta ton.
(das/das)