Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut inflasi Indonesia jauh di bawah rata-rata negara Asia Tenggara dan negara maju. Hal itu disampaikan Jokowi dalam Pidato Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD, Selasa (16/8/2022).
"Inflasi berhasil dikendalikan di kisaran 4,9%. Angka ini jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berada di sekitar 7%. Jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9%," kata Jokowi.
Perlu diketahui, inflasi Indonesia per Juli yang mencapai 4,9% (yoy) itu merupakan yang tertinggi sejak 2015 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, dikutip dari Trading Economics, inflasi Indonesia berada pada 4,94% pada Juli 2022, meningkat dari 4,35% dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, inflasi tertinggi diduduki Laos yang mencapai 23,6% pada Juni 2022. Posisi kedua tertinggi ditempati Myanmar 17,78%. Meski demikian, negara tersebut baru merilis data per April 2022.
Lebih lanjut, ada Kamboja dengan inflasi 7,8% per Juni, Thailand 7,61% per Juli, Singapura 6,7% per Juni, Filipina 6,4%, dan Indonesia di posisi ke-7 dengan 4,94% per Juli.
Kemudian, posisi selanjutnya diisi oleh Brunei Darussalam dengan 3,8% per Mei, disusul Malaysia 3,4% per Juni, dan Vietnam di urutan terakhir dengan inflasi 3,14% per Juli 2022.
Berdasarkan data tersebut, rata-rata inflasi di kawasan ASEAN mencapai 8,47%. Dengan demikian, pernyataan Jokowi soal inflasi Indonesia yang jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN dapat dibuktikan kebenarannya.
Sementara, jika dibandingkan dengan negara-negara maju, inflasi Indonesia terbilang cukup jauh. Sebut saja inflasi Amerika Serikat (AS) yang mencapai 8,8% per Juli dan Inggris yang mencapai 9,4% per Juni 2022. Tidak hanya itu, bahkan jika melihat Rusia, kini inflasinya mencapai angka dua digit yakni di 15,1% per Juli 2022.
Simak video 'Di Sidang Tahunan MPR, Jokowi Sebut RI Sudah 3 Tahun Tak Impor Beras':