Titah Jokowi Turunkan Harga Tiket Pesawat Dijawab Budi Karya dan Erick Thohir

Titah Jokowi Turunkan Harga Tiket Pesawat Dijawab Budi Karya dan Erick Thohir

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 19 Agu 2022 06:00 WIB
Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/12). Ratas tersebut membahas soal penyaluran dana desa Tahun 2020.
Presiden Jokowi/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti harga tiket pesawat yang mahal di Indonesia. Dia mengaku sudah mulai sering mendapatkan laporan soal harga tiket pesawat yang terus menerus meroket belakangan ini.

Jokowi khawatir kenaikan harga tiket pesawat berkontribusi ke inflasi. Maka dari itu, Jokowi langsung memberikan titah kepada dua menterinya untuk menurunkan harga tiket pesawat di pasar.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN Erick Thohir yang mendapat titah tersebut. Dia meminta Budi Karya segera menyelesaikan masalah yang membuat harga tiket pesawat mahal, sehingga harga tiket pesawat bisa lebih terjangkau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di lapangan juga saya dengar keluhan 'pak harga tiket pesawat telah tinggi.' Sudah langsung saya reaksi pak Menteri Perhubungan, saya perintah segera ini diselesaikan," papar Jokowi dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2022, Kamis (18/8/2022).

Lebih lanjut titah khusus untuk Erick Thohir dari Jokowi adalah menambah jumlah armada Garuda Indonesia sebagai maskapai pelat merah.

ADVERTISEMENT

"Garuda, Menteri BUMN saya juga sampaikan segera tambah pesawatnya agar harga bisa kembali ke keadaan normal. Meskipun itu tak mudah, karena harga avtur internasional juga tinggi," sebut Jokowi.

Titah Jokowi Dijawab Menteri

Merespons perintah Jokowi, Budi Karya mengaku sudah berencana menurunkan harga tiket pesawat dengan menggandeng pemerintah daerah untuk ikut memberikan bantuan, salah satunya dengan mensubsidi.

Pasalnya, harga tiket pesawat mahal karena masih banyak rute-rute yang tingkat keterisian penumpangnya masih minim. Karena penumpangnya sedikit, maka maskapai menaikkan harga.

"Satu hal yang penting adalah kesertaan dari pemda untuk sharing memberikan subsidi kepada masyarakat, karena banyak inefisiensi terjadi di daerah. Beberapa angkutan keterisiannya tidak sampai 50%, artinya dengan ketidakterisian itu membuat keharusan mereka menetralisir harga," ungkap Budi Karya usai menghadiri Rakornas Pengendalian Inflasi 2022.

Simak video 'Jokowi Tegur 2 Menteri Gegara Harga Tiket Pesawat Naik':

[Gambas:Video 20detik]



Pemda diminta beri subsidi. Cek halaman berikutnya.

Menurutnya, apabila pemda bisa memberikan subsidi sekaligus memasarkan penerbangan di daerahnya maka harga tiket pesawat bisa jadi lebih terjangkau.

"Kalau itu ada subsidi, mereka pun membantu memasarkan hingga okupansi naik, harga akan bisa dipertahankan. Harga itu kan berbanding lurus dengan keterisian juga, banyak sekali di daerah yang keterisiannya di hari tertentu rendah, ini yang harus di-manage," sebut Budi Karya.

Menurutnya, memang harga avtur tetap jadi biang kerok utama yang membuat harga tiket pesawat terus meroket. Meski begitu, menurutnya bantuan pemerintah daerah seperti yang dia paparkan sedikit banyak diyakini bisa membantu menurunkan harga.

"Kita akan ajak per klaster misalnya Sulsel, Sumsel, Kalimantan, Aceh dan daerah lainnya kita ajak bicara. Kita ajak mereka ikut sama-sama mencari tingkat okupansi yang lebih baik sehingga harga bisa lebih baik," sebut Budi Karya.

Erick Thohir Mau Garuda Tambah Penerbangan

Sebelumnya, Erick Thohir pun sudah mengungkapkan, peran maskapai BUMN dapat menjadi motor yang mampu menyediakan tiket pesawat murah untuk masyarakat. Pihaknya pun sedang mendorong maskapai seperti Garuda untuk menambah volume penerbangan.

"Makanya kalau Garuda bisa lebih produktif lagi dalam jumlah pesawatnya sehingga pengurangan dari stabilitas harga tiket bisa diseimbangi," ujar Erick Thohir dalam keterangannya, Rabu (17/8/2022).

Erick berharap segera cairnya penyertaan modal negara (PMN) untuk Garuda. Dengan modal tersebut Erick optimistis akan mampu membuat Garuda bersaing secara bisnis sekaligus mampu menjaga harga pesawat yang terjangkau bagi rakyat.

Memang, semenjak COVID-19 menerjang, industri penerbangan mengalami pukulan hebat. Banyak armada pesawat berkurang pada maskapai di Indonesia, termasuk Garuda.

Kini, armada yang tersisa dinilai tak mampu menyaingi pertumbuhan permintaan penerbangan. Hukum ekonomi pun berlaku, permintaan membludak yang tak diiringi tambahan pasokan penerbangan membuat harga tiket jadi naik tinggi. Maka dari itu, apabila armada pesawat ditambah, bisa saja tiket berangsur turun harganya.


Hide Ads