Cineworld Group bersiap mengajukan pailit atau kebangkrutan. Hal ini karena jaringan bioskop terbesar kedua di dunia itu gagal pulih dari dampak pandemi COVID-19 dan terlilit utang.
Berita tersebut muncul beberapa hari setelah Cineworld memperingatkan bahwa kurangnya film-film besar menggerus penerimaan. Kondisi keuangan perusahaan kemungkinan hanya akan bertahan hingga November.
"Kami tidak ada komentar apapun di luar pernyataan yang kami buat itu," kata Juru Bicara Perusahaan dikutip dari Reuters, Jumat (19/8/2022).
Diketahui utang bersih Cineworld mencapai US$ 8,9 miliar, termasuk kewajiban sewa sebesar US$ 4,84 juta pada akhir 2021 dengan kas dan kas terbatas sebesar US$ 354,3 juta.
Saham perusahaan yang terdaftar di London itu merosot lebih dari 81% ke rekor terendah setelah Wall Street Journal mengatakan Cineworld diperkirakan akan mengajukan petisi bab 11 di Amerika Serikat (AS) dan sedang mempertimbangkan proses kepailitan di Inggris.
Cineworld telah melibatkan pengacara dari Kirkland & Ellis LLP dan konsultan dari AlixPartners untuk memberi nasihat tentang proses kebangkrutan. Semuanya kompak menolak berkomentar.