Zulhas Minta Pengusaha Standby India Bakal Impor CPO Besar-besaran

Zulhas Minta Pengusaha Standby India Bakal Impor CPO Besar-besaran

Erika Dyah - detikFinance
Selasa, 23 Agu 2022 14:27 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) memimpin delegasi misi dagang Indonesia ke New Delhi, India pada Senin (22/8).
Foto: Dok. Kemendag
Jakarta -

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menegaskan India akan jadi salah satu tujuan utama ekspor minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia. Ia mengajak eksportir CPO Indonesia bersiap mengantisipasi lonjakan permintaan di India, khususnya menjelang Hari Raya Deepavali pada 24 Oktober 2022.

Hal ini ia sampaikan dalam pertemuan Indonesia-India Roundtable Business Engagement yang digelar Senin (22/8) di New Delhi, India yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan misi dagang Kementerian Perdagangan ke India.

Adapun kegiatan misi dagang ini diikuti 10 perusahaan Indonesia yang bergerak di sektor CPO, bubur kertas dan kertas, furnitur, batu bara, dan perkakas plastik. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk India dan Bhutan Ina Hagniningtyas Khrisnamurthi dan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"India menjadi negara pertama yang saya kunjungi dalam misi dagang. Selain sebagai mitra dagang strategis, India juga sebagai konsumen CPO terbesar yang disuplai Indonesia dan untuk mengantisipasi potensi lonjakan permintaan menjelang hari raya Deepavali pada 24 Oktober 2022," kata Zulhas dalam keterangan tertulis, Selasa (23/8/2022).

Menurutnya, CPO memiliki kontribusi penting dalam perekonomian Indonesia. Khususnya dalam penyediaan lapangan pekerjaan dan mengurangi kemiskinan bagi enam belas juta petani dan pekerja di sektor sawit. CPO juga memegang peran penting dalam beberapa sektor industri, seperti kosmetik, kebutuhan rumah tangga, makanan, dan minuman.

ADVERTISEMENT

"Indonesia sebagai produsen utama CPO di dunia dan India sebagai salah satu pengguna CPO terbesar di dunia harus selalu bekerja sama, serta membangun kepercayaan dalam perdagangan dan investasi untuk mengembangkan industri CPO dan produk turunannya. Produk CPO Indonesia terjamin keberlanjutannya serta aman untuk kesehatan," jelasnya.

Sebelumnya, pada Jumat (19/8), Zulhas juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan dan Industri India Piyush Goyal. Pertemuan ini membahas berbagai upaya mempererat hubungan bilateral.

"Kami bersepakat bahwa dua negara besar ini, 'the powerhouse of Asia' dan anggota G20 akan bekerja sama lebih dalam demi kesejahteraan rakyatnya. Oleh sebab itu, saya memilih India sebagai tujuan kunjungan kerja saya ke luar negeri yang pertama sebagai Menteri Perdagangan untuk memimpin delegasi bisnis misi dagang," ujar Zulhas.

Halaman Selanjutnya: Pertemuan Perwakilan Asosiasi Pelaku Usaha India

Dalam kesempatan ini, secara terpisah Zulhas juga bertemu dengan perwakilan Asosiasi Pelaku Usaha India, yaitu Confederation of Indian Industry. Pertemuan ini membahas kerja sama business to business (B to B) pengembangan perdagangan dan investasi kedua negara, di antaranya sektor infrastruktur, farmasi, otomotif, dan pelabuhan. Pelaku usaha India meminta Indonesia dapat meningkatkan kerja samanya terlebih menjelang serah terima keketuaan G20 dari Indonesia ke India.

Zulhas menjelaskan kerja sama lebih spesifik juga ditawarkan para pelaku usaha dan produsen CPO India yang tergabung dalam Solvent Extractor Association dan India's Vegetable Oils Producer Association. Kerja sama ini membahas promosi penggunaan minyak sawit sebagai minyak nabati sehat dan aman guna menghadapi berkembangnya kampanye negatif terhadap penggunaan CPO yang cenderung mendiskreditkan produk berbahan baku minyak sawit.

Lebih lanjut, ia menerangkan nilai perdagangan non-migas kedua negara pada 2021 mencapai US$ 19,8 miliar atau naik 42,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada periode ini, pangsa pasar ekspor komoditas utama Indonesia ke negara ini untuk komoditas batubara mencapai 30% dengan nilai US$ 4 miliar, diikuti minyak sawit 13% (US$ 3,3 miliar), tembaga dan paduan besi 4$ (US$ 940 juta), asam lemak 2% (US$ 308 juta), dan karet alam 2% (US$ 286 juta).

"Indonesia dan India memiliki pasar yang besar, sehingga masih banyak potensi dan kerja sama sektor perdagangan antar dua negara yang bisa ditingkatkan untuk mencapai kerja sama ekonomi yang baik dan berkelanjutan, serta saling menguntungkan," tutur Zulhas.

Sebagai informasi, dalam kesempatan tersebut Zulhas turut mengundang pelaku usaha India untuk hadir di Trade Expo Indonesia ke-37 yang akan dilakukan pada 19-23 Oktober 2022. Pameran dagang terbesar di Indonesia ini akan kembali dilaksanakan secara luring setelah dua tahun dilakukan hanya dengan daring.

"Sebelumnya, pada TEI 2019, tercatat sebanyak 263 buyers dari India hadir dan mencatatkan transaksi senilai US$ 96,71 juta, dan masuk dalam lima besar buyers dan transaksi. Diharapkan tahun ini lebih banyak buyers India dapat datang ke pameran dan mendapat potensi kerja sama yang saling menguntungkan," pungkasnya.

Lihat juga video 'Prediksi Harga Minyak, Batu Bara dan CPO Versi Sri Mulyani':

[Gambas:Video 20detik]