Suku Bunga Sudah Naik, BBM Siap Menyusul, Wong Cilik yang Sabar Ya...

Suku Bunga Sudah Naik, BBM Siap Menyusul, Wong Cilik yang Sabar Ya...

Tim detikcom - detikFinance
Rabu, 24 Agu 2022 13:12 WIB
Sejumlah kendaraan antre mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Tol Sidoarjo 54.612.48, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (11/4/2022). Pemerintah menetapkan Pertalite sebagai jenis BBM khusus penugasan yang dijual dengan harga Rp7.650 per liter dan Biosolar Rp5.510 per liter, sementara jenis Pertamax harganya disesuaikan untuk menjaga daya beli masyarakat yakni menjadi Rp 12.500 per liter dimana Pertamina masih menanggung selisih Rp3.500 dari harga keekonomiannya sebesar Rp16.000 per liter di tengah kenaikan harga minyak dunia. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/rwa.
Suku Bunga Sudah Naik, BBM Siap Menyusul, Wong Cilik yang Sabar Ya... Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) semakin nyata. Sinyal kenaikan harga BBM semakin berhembus kencang dan dikabarkan akan diumumkan dalam waktu dekat.

Kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bicara soal isu kenaikan harga BBM. Jokowi mengatakan, kenaikan harga BBM menyangkut hajat hidup orang banyak. Oleh karena itu ia meminta hal ini diputuskan secara hati-hati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Jadi semuanya harus diputuskan secara hati-hati. Dikalkulasikan dampaknya," kata Jokowi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Selasa (23/8/2022).

BBM yang mendapat subsidi salah satunya ialah Pertalite. Hingga saat ini, Pertalite masih dibandrol Rp 7.650/liter. Sementara, beberapa BBM nonsubsidi mengalami kenaikan di awal Agustus. BBM itu yakni Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.

ADVERTISEMENT

BBM yang disubsidi pemerintah saat ini adalah Pertalite yang harganya masih ditahan di level Rp 7.650 per liter.

Subsidi Energi Bisa Jebol

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan subsidi energi dan kompensasi yang sebesar Rp 502,4 triliun tidak akan cukup sampai akhir 2022. Pasalnya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya Pertalite, terus meningkat.

"Dengan harga BBM, minyak dunia yang terus tinggi, Rp 502 triliun diperkirakan akan habis dan masih belum mencukupi. Kita memeperkirakan apabila laju konsumsi seperti yang terjadi pada 7 bulan terakhir ini, maka Rp 502 triliun akan habis dan masih akan ada tambahan lagi," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, (23/8/2022).

Padahal besaran subsidi energi dan kompensasi yang sebesar Rp 502,4 triliun sudah naik 3x lipat dari alokasi sebelumnya yang hanya Rp 152,5 triliun. Berdasarkan perhitungan Kementerian ESDM, volume Pertalite diperkirakan akan jebol dari 23 juta kilo liter (KL) menjadi 29 juta KL jika tidak ada pengendalian konsumsi.

Dengan jebolnya volume tersebut, Sri Mulyani memperkirakan subsidi Pertalite dan Solar bisa meledak Rp 198 triliun atau menjadi Rp 700 triliun sampai akhir tahun. Tambahan itu akan terjadi jika pemerintah tidak menaikkan harga BBM dalam waktu dekat.

"Kalau harga minyak terus di atas US$ 100 per barel, maka kita perkirakan subsidi itu harus nambah lagi bahkan bisa mencapai Rp 198 triliun, di atas Rp 502 triliun, nambah kalau kita nggak menaikkan BBM. Kalau nggak ada apa-apa, tidak dilakukan pembatasan, Rp 502 triliun tidak akan cukup," jelasnya.


(ara/ang)

Hide Ads