Buruh Ngeluh Daya Beli Makin Drop Kalau Harga BBM Naik

Buruh Ngeluh Daya Beli Makin Drop Kalau Harga BBM Naik

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 30 Agu 2022 12:20 WIB
Buruh berdemo di depan Gegung DPR/MPR Jakarta. Mereka menuntut kesejahteraan dan menolak Omnibus Law. Ini foto-fotonya.
Ilustrasi buruh demo. Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Partai Buruh mengatakan dampak jika kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan menurunkan daya beli buruh sebesar 50%. Menurut Presiden KSPI Said Iqbal saat ini saja daya beli buruh sudah menurun sebanyak 30%.

"Kalau sekarang daya beli turun 30%. Kenaikan BBM menurut data Partai Buruh dan Litbang KSPI daya beli akan turun sebanyak 50%. Dengan begitu pemulihan ekonomi nggak akan tercapai di kuartal 3 dan 4 yang diproyeksi 5,2%. Ini memeras dan berwatak kolonial tanda kutip, menggampangkan masalah," katanya dalam konferensi pers, Selasa (30/8/2022).

Jika harga BBM naik, Said mengatakan hal ini tidak dirasa adil karena di satu sisi upah buruh sudah 3 tahun tidak ada kenaikan. Hal ini tentunya, menurutnya akan menurunkan daya beli masyarakat khususnya buruh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenaikan harga BBM yang direncanakan berkisar 30% khususnya BBM bersubsidi Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter mengakibatkan daya beli buruh dan masyarakat kecil akan menurun drastis. Tiga tahun berturut-turut upah buruh tidak mengalami kenaikan," ucapnya.

Selain menurunkan daya beli buruh, ongkos transportasi juga akan membengkak bagi pekerja atau buruh, kemudian petani hingga nelayan yang menggunakan BBM subsidi. Bahkan biaya sewa rumah atau kontrakan diprediksi juga akan naik.

ADVERTISEMENT

"Kalau BBM naik Rp 10.000 untuk Pertalite dan Solar naik 30% maka biaya transportasi naik 40%, kontrakan bisa naik Rp 50.000 sampai Rp 100.000. Itu memberatkan!" tegasnya.

Buruh juga mengkritik bantuan sosial berkaitan dengan bantalan BBM, menurutnya tidak cukup jika hanya diberikan untuk pekerja dengan gaji Rp 3,5 juta.

Untuk itu, atas penolakan kenaikan harga BBM buruh mengancam akan melakukan aksi besar di 34 provinsi di Indonesia. Untuk di Jakarta, demo akan dipusatkan di Gedung DPR RI yang akan dilaksanakan pada 6 September 2022. Buruh yang akan aksi diprediksi sebanyak 5 ribu orang di DPR RI.

"Aksi ini akan diikuti puluhan ribu buruh, untuk di DPR masa aksi berjumlah hampir 5 ribu buruh, massa aksi di daerah 33 provinsi lainnya pada tanggal 6 September di kantor gubernur-gubernur daerah masing-masing," ujarnya.

Buruh dari provinsi lainnya yang akan melakukan unjuk rasa mulai dari Jawa Barat akan dipusatkan di Bandung, Jawa Tengah di Semarang, Yogyakarta, Jawa Timur di Surabaya, Sumatera Utara di Medan, Aceh, Batam, Jambi, Lampung, Sumatera Barat di Riau. Termasuk juga di kota kota di Banjarmasin, Samarinda, Jayapura, Manokwari hingga Gorontalo.




(ada/das)

Hide Ads