Gejolak ekonomi dunia menjadi tantangan serius bagi banyak negara. Bahkan beberapa negara disebut terancam mengalami resesi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Amerika Serikat (AS) dan Eropa punya potensi resesi yang tinggi. Hal ini disampaikannya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia "Normalisasi Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia".
"Amerika dan Eropa jelas akan menghadapi potensi resesi sangat tinggi," kata Sri Mulyani lewat sambungan virtual, Rabu (7/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sri Mulyani, ancaman resesi ini terjadi karena inflasi yang sangat tinggi. Dia menyebut inflasi AS dan Eropa adalah yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
Hal tersebut diserpon dengan kenaikan suku bunga dan likuiditas yang diketatkan. Awalnya, Bank Sentral AS dan Eropa hanya menunggu da menganggap jika inflasi hanya sementara.
"Tadinya kan Bank sentral AS dan Eropa masih menunggu karena menganggap inflasi ini masih temporer.karena ada disrupsi karena pandemi. Kemudian ada perang dan bahkan minyak dijadikan alat instrumen perang," sambungnya.
Inflasi di Eropa terjadi karena konflik Rusia-Ukraina. Menurut Komisi Eropa, sebanyak 12 negara anggota Uni Eropa telah kehilangan seluruhnya atau sebagian pasokan gas. Aliran gas dari Rusia ke Eropa telah berkurang signifikan.
Menurut perkiraan awal yang dirilis oleh kantor statistik Uni Eropa (UE), inflasi pada Agustus mencapai 9,1% di 19 negara dan merupakan yang tertinggi sejak 1997. Harga komoditas energi merupakan penyebab tunggal dari inflasi terbesar ini dengan lonjakan hingga 38% dari awal tahun hingga Agustus.
Simak juga Video: Sri Mulyani: Dunia Tidak Baik-baik Saja, Inflasi di Berbagai Negara