Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) Supomo mengatakan pihaknya terus melakukan perkuatan permodalan bagi koperasi yang mengayomi subsektor kriya di Bali. Upaya ini mendukung program pemerintah untuk memulihkan ekonomi Bali dan membangkitkan sektor pariwisata serta ekonomi kreatif.
Terbaru, dukungan ini diimplementasikan melalui penyaluran dana bergulir kepada lima koperasi di Bali yang mendapatkan pinjaman dana bergulir dari LPDB-KUMKM.
Adapun kelima koperasi tersebut adalah KSP Sari Sedana Luwih yang mendapatkan dana bergulir sebesar Rp 3 miliar, Koperasi Konsumen Lumbung Merta Sari sebesar Rp 3 miliar, KSP Puskop Jagadhita Kabupaten Badung sebesar Rp 4,9 miliar, KSP Sari Sedana Bali sebesar Rp 4,950 miliar, dan KSP Werdhi Mekar Sari Sedana sebesar Rp 4 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dana bergulir yang kami salurkan melalui koperasi di Bali, akan memberikan manfaat ekonomi bagi para anggota koperasi, yang merupakan pelaku UMKM di Bali yang terdiri dari sektor kuliner, fashion, kriya, sampai jasa pariwisata, hal ini seiring dengan pertumbuhan perekonomian Bali yang sudah mulai pulih," kata Supomo dalam keterangan tertulis, Kamis (8/9/2022).
Adapun data menunjukkan nilai tambah yang tercipta dari aktivitas ekonomi kreatif semakin mengalami peningkatan selama periode 2010 hingga 2016.
Menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2017), nilai tambah yang tercipta dari ekonomi kreatif tercatat sebesar 13,10 persen dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali. Ekonomi kreatif juga tercatat memberikan sumbangan atau kontribusi sebesar 13,94 persen.
Rata-rata PDRB ekonomi kreatif selama tahun 2010-2016 tercatat sebesar Rp 18.148,76 miliar dengan rata-rata kontribusi sebesar 13,10 persen.
Apabila ditelisik berdasarkan jumlah pelaku usaha, sektor ekonomi kreatif memiliki potensi yang cukup besar. Hal tersebut ditunjukkan dari data Badan Pusat Statistik (2017) yang mengungkapkan jumlah pelaku usaha mencapai 196.999 pelaku usaha yang tersebar di 9 Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.
Ketergantungan perekonomian Bali terhadap sektor pariwisata hingga saat ini, menjadikan industri ekonomi kreatif diharapkan mampu memberikan nilai tambah yang semakin tinggi. Sebagaimana telah diketahui, Bali dikenal sebagai wilayah yang memiliki potensi tinggi dalam pengembangan produk kreatif.
Pengakuan tersebut tidak hanya datang dari dalam negeri, melainkan dunia internasional sebagai wilayah yang mampu menghasilkan produk kreatif, bernilai tinggi, memiliki estetika dan mempertahankan kearifan lokal.
"Provinsi Bali tengah menikmati bonus demografi di mana penduduk usia produktif (15-64 tahun) memiliki jumlah lebih besar dibandingkan penduduk lansia dan balita. Data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2022) mengungkapkan sebesar 70,12 persen penduduk Bali berada pada usia produktif," imbuh Supomo.
"Dominasi usia produktif dalam komposisi penduduk Bali, berpotensi menjadi kekuatan utama dalam pengembangan ekonomi kreatif," sambungnya.
Menurutnya sangat tepat jika Kementerian Koperasi dan UKM bersama dengan Dekranas dan LPDB-KUMKM terus intensif mendorong peningkatan perekonomian Bali pasca hantaman pandemi COVID-19.
Sementara itu, untuk mendukung perekonomian dari pelaku UMKM disabilitas, Supomo mengatakan LPDB-KUMKM siap memberikan dukungan termasuk kolaborasi program bagi para pelaku UMKM disabilitas di Bali.
"Sangat penting bagi kami untuk mendukung teman-teman pelaku ekonomi disabilitas untuk tumbuh dan berkembang dan berkontribusi terhadap perekonomian, kami siap kolaborasi dan siap mendukung pembiayaan melalui badan hukum koperasi sesuai dengan persyaratan dan regulasi yang ada," ujar Supomo.
Dekranas dan Dekranasda Provinsi Bali juga terus menggalakan penguatan dan peningkatan kualitas UMKM Kriya sebagai salah satu penunjang roda perekonomian pariwisata di Bali dalam sebuah kolaborasi bersama Kementerian Koperasi dan UKM dan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) bertajuk 'Cerita Kriya'. LPDB-KUMKM ikut membantu pilar program ini dengan menguatkan ekosistem melalui Koperasi.
Sejak 2020, LPDB-KUMKM juga telah mendukung program penguatan oleh Kementerian Koperasi dan UKM yang berkolaborasi dengan Dekranas yang bertema 'Cerita Wastra'. Kegiatan pada tahun ini adalah program berkelanjutan dari untuk terus memperkuat ekosistem pembiayaan untuk UMKM.
(ega/ega)