Efek kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) mengerek harga kebutuhan sembako hingga tarif transportasi. Cepat atau lambat pedagang warteg sepakat untuk ikut menaiki harga lauk pauk.
"Mungkin kalau harga BBM ini tidak berubah pastinya dalam jarak waktu yang cepat akan mengikuti harga BBM juga," ujar Rojikin Manggala Ketua Umum Himpunan Pedagang Warteg Indonesia (Hipwin) dalam acara d'Mentor detikcom, Kamis (8/9/2022).
Rojikin mengatakan ketika BBM naik seharusnya masyarakat beralih makan dari restoran ke warteg, karena tidak ada penyesuaian gaji. Namun fakta di lapangan ternyata hal itu tidak rasa oleh mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi itu enggak dirasa sama teman-teman kami, oleh orang-orang warteg, ini harga mahal yang tadi makan di restoran mahal kemudian gaji mereka enggak naik solusinya ke warteg tapi belum terlihat," imbuhnya.
Opsi harga naik Rojikin sebut itu jalan paling akhir yang akan diambil pedagang. Nah salah satu siasat yang dilakukan dengan melakukan pembelian barang dalam jumlah besar.
"Biar kita bisa dapat harga murah kita beli dalam kuota besar, tapi kalau ngecer di pasar itu ikuti harga pasar itu," paparnya.
Rojikin menuturkan pembelian bahan baku dalam jumlah besar dilakukan dengan cara koperasi. Meski begitu tidak semua komoditi bisa dibeli dalam jumlah besar oleh koperasi
"Memang baru beberapa aja, seperti sekarang ini di koperasi warteg, koperasi kami ada beras ada minyak goreng ada sabun cuci tapi itu cukup membantu karena itu konsumsi tiap hari waktu itu yang banyak beras, minyak telor itu yang banyak, itu yang biasa mereka di luar atau pasar misalkan satu kg harganya 10 ribu, itu kita dapat sembilan ribu ini solusi meringankan beban teman-teman warteg," tutupnya.
(vys/ed)