Usai INKA, Bakrie Gandeng BUMN Lagi Garap Kendaraan Listrik

Usai INKA, Bakrie Gandeng BUMN Lagi Garap Kendaraan Listrik

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 15 Sep 2022 17:12 WIB
Ilustrasi mobil listrik
Foto: Getty Images/iStockphoto/Tramino
Jakarta -

PT Bakrie and Brothers Tbk lewat anak usahanya, PT VKTR Teknologi Mobilitas kembali melanjutkan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. VKTR menggandeng BUMN dalam rangka memproduksi komponen kendaraan listrik.

Setidaknya, VKTR menggandeng dua BUMN dalam rangka produksi komponen kendaraan listrik. Mulai dari PT INKA dan juga PT Barata Indonesia. Perjanjian Pendahuluan atau Head of Agreement antara ketiga pihak telah ditandatangani hari ini.

Direktur Keuangan, SDM dan Manajemen Risiko PT INKA Andy Budiman mengatakan, ketiga perusahaan yang baru melaksanakan penandatangan perjanjian tersebut sepakat berkolaborasi mengembangkan komponen otomotif terutama untuk kendaraan listrik dalam rangka menciptakan ekosistem industri komponen kendaraan listrik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ruang lingkup kerja sama ketiga perusahaan tersebut meliputi, pengembangan komponen otomotif terutama untuk kendaraan listrik, pengujian performansi, dan durability komponen otomotif hasil pengembangan bersama serta implementasi komponen hasil pengembangan dalam kendaraan listrik.

"Untuk tahap pertama kolaborasinya akan diimplementasikan pada transportasi bus listrik yang dibuat oleh PT INKA (Persero)," kata Andy dalam keterangannya, Kamis (15/9/2022).

ADVERTISEMENT

PT INKA (Persero) mendukung Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) dan sedang memproduksi 53 unit bus listrik, dimana 30 unit di antaranya akan digunakan untuk transportasi KTT G-20 dan setelah KTT G-20 akan dioperasikan semuanya oleh Perum DAMRI di Bandung dan Surabaya.

"TKDN pada bus listrik generasi pertamanya, PT INKA sudah mencapai 42% dan pada tahun ini telah mencapai 60% TKDN dan selanjutnya sedang ditingkatkan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi yangmengikutsertakan industri lokal dalam pembuatan bus listrik," ujar Andy.

Sementara itu, Direktur Utama VKTR Gilarsi Setijono menegaskan tujuan dibentuknya kerja sama strategis ini yaitu mewujudkan ekosistem transportasi berbasis listrik dengan memadukan kompetensi serta sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing pihak.

"Nantinya, kerja bareng kami difokuskan pada 4 hal, yakni riset dan pengembangan, co-manufacture, repower atau konversi kendaraan konvensional menjadi listrik, dan pengembangan ekosistem yang berkelanjutan," terang Gilarsi.

Menurut Gilarsi, dalam hal riset dan pengembangan, para pihak terbuka untuk berkolaborasi dengan perusahaan atau universitas baik yang telah bekerjasama dengan INKA maupun VKTR.

Para pihak juga secara bersama-sama menjadi manufaktur (co-manufacture) mulai dari bentuk proses desain hingga manufaktur komponen-komponen mekanik maupun elektronik untuk transportasi listrik. Dalam hal konversi kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik kerja sama akan dilaksanakan dalam hal proses konversi serta desain dan manufaktur komponen-komponen yang dibutuhkan.

Sementara itu, Direktur Pemasaran PT Barata Indonesia (Persero), Sulistyo Handoko mengatakan pihaknya memiliki kapasitas manufaktur dengan kelengkapan infrastruktur di berbagai industri. Tidak hanya itu saja, Barata Indonesia juga siap mendukung kebutuhan industri transportasi nasional dengan TKDN yang tinggi. Kolaborasi ini juga dinilai akan menciptakan produk substitusi impor.

"Kami terus berinovasi dalam pengembangan kompetensi produk casting untuk menghasilkan berbagai jenis produk komponen industri yang berdaya saing dan bisa mensubstitusi komponen impor," kata Sulistyo.

Sulistyo menambahkan, nantinya PT Barata Indonesia akan melakukan produksi casting untuk komponen bus listrik tersebut. Mulai dari Front Swing Arm, Front Disc Brake Casing, Front Wheel Hub, Steering Link serta Front Connector Pad.




(hal/das)

Hide Ads