PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menyebut bakal memenuhi 40% kebutuhan minyak goreng nasional tahun 2026. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani.
"Ketika PTPN menghasilkan 2 juta ton (minyak goreng), artinya 40% kebutuhan minyak nasional dari PTPN," katanya usai acara Launching Produk Hasil Riset Indonesia Plantation and Foresty Institute di Agro Plaza, Jakarta, Rabu (21/9/2022).
PTPN III menargetkan bisa memproduksi minyak goreng untuk kebutuhan masyarakat lewat subholding PalmCo. Segmen yang diincar adalah masyarakat kelas menengah ke bawah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ghani, jika target ini terwujud maka PTPN III akan membantu pemerintah menstabilkan harga minyak goreng. Sehingga kelangkaan yang sempat terjadi beberapa waktu lalu tidak terulang.
"Kita ambil segmen menengah ke bawah. PTPN nantinya bisa untuk menstabilkanharga minyak goreng, tidak seperti yang terjadi di awal tahun ini dan akhir tahun lalu," katanya menambahkan.
Ghani mengatakan, akhir tahun ini PTPN III menghasilkan Crude Palm Olein (CPO) sekitar 3 juta ton. Namun hanya 750 ribu ton yang dikonversi menjadi minyak goreng.
Sebelumnya Ghani menyebut PTPN III memang digiring untuk menjadi perusahaan kelapa sawit terbesar di dunia dengan memproduksi sebanyak 1,8 juta ton per tahun. Langkah yang dilakukan yaitu dengan melakukan konversi lahan karet untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri.
"Kita sudah masuk Proyek Strategis Nasional target yang dicapai PTPN 1,8 juta ton olein per tahun pada 2026. Isu minyak goreng kita sudah tau kita sulit. Kebutuhan 5,7 juta ton. Kalau kami bisa capai 1,8 juta ton bisa sepertiga kebutuhan nasional," terang Ghani.
(zlf/zlf)