Pandemi Nggak Ngaruh, Studi Sebut Orang Tajir Makin Banyak!

Pandemi Nggak Ngaruh, Studi Sebut Orang Tajir Makin Banyak!

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 22 Sep 2022 09:25 WIB
Credit Suisse Terungkap Himpun Uang Haram Millik Koruptor dan Kartel Narkoba
Credit Suisse/Foto: DW (News)
Jakarta -

Tahun 2021 lalu, jumlah orang kaya disebut meningkat pesat tahun lalu. Disebutkan ini terjadi karena banyak orang yang mengeruk keuntungan dari kenaikan harga saham dan harga rumah.

Dari laporan Credit Suisse disebutkan ada 5,2 juta orang yang menjadi orang kaya baru. Separuhnya berasal dari Amerika Serikat (AS).

"Ini adalah kenaikan jumlah orang kaya yang terbesar," tulisnya, dikutip dari CNN, Kamis (22/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Credit Suisse juga memperkirakan jumlah miliuner di dunia mencapai 62,5 juta orang pada akhir 2021.

Secara agregat jumlah kekayaan secara global menyentuh US$ 463,6 triliun pada akhir tahun lalu. Angka ini tumbuh 9,8%.

ADVERTISEMENT

Beberapa negara dengan ekonomi teratas seperti Amerika Serikat (AS) dan China mencatatkan kenaikan terbesar. Lalu diikuti Kanada, India dan Australia.

Kondisi ini disebut membuat ketimpangan di dunia semakin lebar. Pada 2020 jumlah orang miskin di dunia naik signifikan dalam waktu lebih dari 20 tahun.

Angka kemiskinan ini hanya turun sedikit. Credit Suisse memprediksi banyak orang yang akan hidup dalam kemiskinan ekstrim tahun ini.

"Hal ini karena efek pandemi yang berkepanjangan, perang Ukraina dan naiknya inflasi," ujar dia.

Simak video 'Indikator Akhir Pandemi Menurut Epidemiolog':

[Gambas:Video 20detik]



(kil/zlf)

Hide Ads