Mall Rongsok, usaha yang dibangun oleh Nurcholis Agi itu kini sudah memiliki 2 cabang di kawasan Depok, Jawa Barat. Menyediakan berbagai barang bekas dengan kondisi bervariasi, 'supermarket' yang berdiri sejak 2004 itu memiliki pelanggan dari kalangan tertentu. Cholis mengaku, model bisnis yang ia kerjakan sekarang lebih berkembang dibandingkan dengan awal dia mulai merintis usaha ini.
Dengan modal awal tidak lebih dari 100 ribu rupiah, Cholis mula-mula membeli berbagai barang elektronik bekas serta berbagai kebutuhan perbengkelan.
"Dari duit 100 ribu. Itu juga ngutang sama kawan. Gua pinjam dong duit 100 ribu buat mau beli alat motor. Yang kita beli cuma cover-cover motor tuh. Kan 100 ribu banyak banget dapatnya. Hampir satu motor kan. Nah bawa pulang. Udah itu baru digantung-gantung di kios. Ada orang datang, lama lama laku," ungkapnya dalam program d'Mentor on Location, Kamis (29/9).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cholis menyetujui bila ada orang menyebutnya 'gila'. Sebab, berbagai barang yang dimilikinya saat ini hanya ditimbun tanpa ada perawatan spesial layaknya penjual menjaga barang dagangannya.
"Banyak yang seperti itu, 'lu gila lu barang seperti itu dibeliin. Apa aja dibeliin.' Itu istri aja ngomong begitu. Iya, jadi mereka bawa barang nih. Saya nggak pernah mikir, mau laku mau nggak yang penting beli. Harga sekian, yaudah bayar. Ada yang datang lagi, berapa duit? Sekian? Taruh saja. Terus tumpuk sampai penuh," sambungnya.
Kini, salah satu 'mall' milik Cholis yang terbangun dari berbagai tumpukan barang bekas dan berdiri di atas tanah seluas 5000 meter persegi itu memiliki berbagai macam koleksi barang. Bukan hanya barang umum seperti TV dan lemari pendingin saja, di Mall Rongsok miliknya juga terdapat grand piano, benda-benda antik, hingga peti mati.
Ditanya soal pembeli, Cholis hanya menjawab dengan senyuman. Cholis mengaku kalau pernah mendapatkan omzet dengan angka tertinggi hingga 200 juta rupiah. Namun, ia juga mengakui bahwa omzet sebesar itu dari berjualan barang bekas harus dibarengi dengan spekulasi serta kesabaran.
"Jadi waktu itu saya dapat bongkaran dari Senayan (DPR). Ada untuk mic yang buat orang rapat. Ada banyak dapatnya waktu itu sekitar 500- 900 buah lah. Nah itu jarang laku, tapi makanya udah 7 tahun yang lalu. Stoknya masih banyak, masih ada (sampai sekarang)," ungkap Cholis.
Pendapatan yang stabil membuat Nurcholis berani memperkerjakan 15 orang karyawan untuk mengelola 2 mall miliknya. Ia menjamin bahwa pendapatannya bisa membiayai operasional Mall Rongsok sehari-hari. Inilah alasan mengapa dia lebih memilih barang-barang elektronik dari pada produk garmen. Alasan inilah yang menjadi faktor utama mengapa ia tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk menjaganya.
"Karena barang- barang seperti ini, kaya gini kan ini kan awet lama. Ini 10 tahun nggak bakal rusak. Jadi, umpama harga saya beli 100 ribu mungkin 5 tahun lagi bisa 200 ribu," tutupnya.
(vys/vys)