Harga kedelai saat ini telah melambung cukup signifikan. Akibat naiknya harga kedelai, membuat perajin tempe dan tahu merugi dan menyebabkan 40.000 perajin harus gulung tikar atau bangkrut.
"Ada yang bangkrut itu sekitar 20-30%, yang jelas sekarang ini kami susah. Jumlahnya kira-kira pangsa 40.000 perajin tempe dan tahu yang sekarang bangkrut dari 160.000 perajin," kata Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) Aip Syarifuddin kepada detikcom, Kamis (6/10/2022).
Ia menjelaskan kenaikan harga kedelai saat ini. Pada awal tahun ini tadinya harga kedelai Rp 8.000 per kilogram (kg), saat ini naik menjadi Rp 13.000/kg.
"Tahun lalu, dan juga awal tahun ini di Januari harganya (kedelai) itu Rp 8.000, sekarang sudah Rp 13.000/kg. Jadi naiknya itu Rp 5.000/kg lebih dari 50% itu yang membuat kita susah," jelasnya.
Selain dampaknya membuat perajin tempe dan tahu bangkrut, para perajin yang masih bertahan harus menyiasati produknya agar tidak merugi besar. Syarif mengatakan banyak juga yang mengurangi jumlah produksi hingga mengurangi ukuran tempe atau tahu karena harga kedelai tinggi.
"Ada yang mengurangi produksi, ada yang mengurangi ukuran, ada yang menaikkan harga dan lain-lain," jelasnya.
Ia berharap pemerintah bisa mengendalikan harga kedelai impor dan meningkatkan produksi kedelai lokal. "Kalau bisa ya harga kedelainya dimurahkan," lanjutnya.
Lihat juga video 'Jerit Pembuat Tahu-Tempe di Bali Saat Harga Kedelai Meroket':