Harga beras di pasar mulai mengalami kenaikan. Pedagang menduga penyebab kenaikan beras karena stok yang menipis karena petani baru mulai masa tanam.
Hal ini diungkapkan oleh pedagang beras di Pasar Jombang, Tangerang Selatan bernama Kosim. Ia menjelaskan saat ini petani baru mulai masa tanam, jadi tinggal menghabiskan stok yang lama.
"Kalau sekarang belum ada kenaikan yang gimana ya. Sekarang kan bulan 10, itu biasanya petani baru masa nanam padinya, nanti panen kan tiga bulan kemudian. Jadi mahal bisa akhir tahun ini. Panen baru turun itu bulan tiga (Maret 2022)," jelasnya saat ditemui detikcom, Selasa (11/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pedagang beras di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan bernama Angga juga menduga kenaikan harga beras karena masih masa tanam oleh petani. Ia mewanti-wanti harga beras naik sampai awal tahun 2023.
"Biasanya ya naik gitu sampai tahun baru nanti ya, turunnya nanti. Tapi hari ini semua jenis beras ya naik, pera, pulen naik. Yang premium juga naik, sudah beberapa hari ini," tuturnya.
Kenaikan harga beras saat ini untuk per kilogram mulai Rp 500-1.000 untuk yang medium. Sementara harga beras premium kenaikannya Rp 2.000 per kilogram (kg).
Pedagang beras di Pasar Jombang Tangsel, bernama Aziz juga mengungkap harga beras per karungnya mengalami kenaikan. Ia mengatakan rata-rata harga satu karung yang berisi 50 kilogram beras naik sampai Rp 50.000.
"Semua naik, ketan naik, naiknya rata rata satu karung Rp 50.000 satu karung 50 kilogram. Padahal sebelum-sebelumnya hanya naik Rp 10.000-15.000 sekarung. Baru ini naiknya tinggi," tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli hasan mengungkap biang keladi harga beras yang masih tinggi. Ia menduga saat ini banyak perusahaan-perusahaan besar membuat pabrik giling, dan berani membeli gabah dengan harga mahal.
"Sekarang perusahaan-perusahaan besar bikin pabrik giling. Jadi dia beli harga gabah mahal, diolah jadi premium," katanya saat sidak di Pasar Pasar Induk Beras Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Senin (3/10/2022).
Hal yang sama diungkapkan juga oleh Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo. Ia menjelaskan tiga penyebab harga beras dan gabah menjadi tinggi.
Pertama, harga pupuk sedang mengalami kenaikan. Kedua, ada pembatasan ke petani menggunakan pupuk subsidi. Ketiga, ada pelaku usaha yang mendorong harga supaya naik.
"Pertama harga pupuk memang naik. Kedua ada pembatasan ke Petani menggunakan pupuk subsidi. Kedua memang ada pelaku usaha yang mendorong harga supaya naik," ungkapnya.
(ada/ara)