Organisasi International Monetary Fund (IMF) memberikan peringatan kedua perihal pemangkasan anggaran bagi kanselir pemerintah Inggris. Apa katanya?
Badan keuangan internasional yang bekerja untuk menstabilkan pertumbuhan ekonomi tersebut mengakui, keputusan pemotongan pajak oleh Menteri Keuangan Inggris Kwasi Kwarteng akan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek.
Namun, mereka juga memperingatkan bahwa pemotongan pajak tersebut akan menimbulkan permasalahan lainnya, yaitu memicu kenaikan harga barang dan jasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inflasi yang biasanya dijadikan sebagai indikator untuk biaya hidup diperkirakan akan naik dan mencapai puncaknya di 11,3% sebelum akhir tahun, menurut penilaian dari IMF terhadap ekonomi global. Diperkirakan dalam dua tahun ke depan kenaikan harga akan naik rata-rata 9%. Angka ini jauh di atas target Bank of England, yaitu 2%.
Ekonomi Inggris sebelumnya telah diatur untuk tumbuh paling cepat dibandingkan negara G7 lainnya tahun ini, namun diproyeksikan hanya akan tumbuh 0,3%. Menyusul rencana pemotongan pajak secara besar-besar yang akan diberlakukan di Inggris, IMF mengkritik kemungkinan ini malah akan menyebabkan ketimpangan dan mendorong kenaikan harga.
"Keputusan ini diambil untuk mendukung masyarakat Inggris di tengah kenaikan harga global." kata Juru Bicara Perdana Menteri dilansir BBC, Rabu (12/10/2022).
IMF juga memperingatkan bahwa ekonomi global akan mengalami penurunan dan " yang terburuk belum datang" sebagaimana perang di Ukraina juga memicu kenaikan harga secara global.
"Untuk banyak orang 2023 akan terasa seperti resesi," demikian peringatannya.
Dikatakan pemerintah dan bank sentral secara global harus saling bekerja sama untuk membantu orang melalui gejolak ekonomi yang terjadi ini.
"Bayangkan sebuah mobil dengan dua pengemudi di depan dan masing-masing memiliki roda kemudi lalu yang satu ingin ke kiri dan yang lain ingin ke kanan." Kata Pierre-Olivier Gourinchas dari IMF. Dilansir dari BBC (12/10/2022).
(zlf/zlf)