Joko Widodo
Presiden Jokowi adalah seorang pemimpin yang humble dan cinta rakyatnya. Bukan hanya ketika beliau berkampanye atau saat menjadi presiden, tetapi sudah dimulai dari ketika beliau menjabat sebagai walikota lalu sebagai gubernur DKI.
Sering sekali kita melihat kegiatan beliau mengunjungi dan berbicara atau duduk bareng dengan rakyat-rakyatnya sembari memberi bantuan pada yang membutuhkan. Kegiatan blusukan ini juga dilakukannya sejak semasa menjabat sebagai walikota dulu. Beliau adalah juga satu-satunya presiden yang sudah ke Papua 15x.
Jiwa melayani ini adalah keunggulan seorang pemimpin, karena dengan adanya ketulusan jiwa melayani, kepercayaan rakyat pada pemimpinnya tumbuh sehat.
Selain mempunyai jiwa melayani, beliau juga menunjukkan kapasitas mengambil risiko berinisiatif. Beliau adalah presiden pertama yang memulai pengimplementasian wacana pemindahan ibu kota negara. Dalam nation-state building pemindahan ini semakin mengarahkan pembangunan yang lebih Indonesia-sentris, dengan ibu kota yang dipilih oleh rakyat Indonesia sendiri, bukan warisan koloni.
Presiden Jokowi juga memiliki nyali dalam berkomitmen membangun infrastruktur. Semenjak masa pemerintahan Pak Jokowi, Logistic Performance Index Indonesia meningkat. Selain itu, banyak sekali infrastruktur seperti bendungan, embung, irigasi yang tidak bisa langsung kita lihat, tetapi sudah berjasa membawa Indonesia pada ketahanan pangan. Bahkan, bulan lalu, dikala banyak negara mulai kesulitan pangan, FAO dan IRRI mengakui ketangguhan ketahanan pangan RI.
Nyali dan komitmen beliau dalam memajukan Indonesia juga nyata terlihat dengan lahirnya UU Cipta Kerja yang di design untuk semakin menumbuhkan ekonomi. Juga, selama pemerintahan Jokowi, kemudahan berbisnis RI terus membaik, rankingnya naik dibandingkan negara-negara lain.
Misalnya, penambangan ditertibkan, ijin-ijin berusaha juga dimudahkan dengan berbagai inovasi seperti OSS, one stop mall, dan lain-lain. Sehingga investasi asing terus masuk, semakin menumbuhkan ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan, dan kesejahteraan bersama.
Yang juga tidak kalah istimewa adalah keberanian presiden melaksanakan amanat konstitusi dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia yang bebas-aktif ketika membawa misi perdamaian dunia dalam rangkaian kunjungannya ke KTT G7, Ukraina, dan Rusia di saat perang.
Disisi lain, tentu pemimpin tidak bisa membuat semua orang senang. Ada banyak kritikan dan nyinyiran yang tidak bersifat konstruktif, akan tetapi presiden selalu dengan sabar mendengar, melakukan koreksi dan fokus memperbaiki kebijakan, melaksanakan pemerintahan, bukan fokus membalas nyinyiran atau tuduhan-tuduhan.
Edelman, sebuah perusahan public relation global, memantau bahwa kepercayaan public adalah the ultimate currency pada semua bentuk relasi. Akan tetapi pada tahun 2022, dengan adanya Covid-19, pada berbagai negara, ada siklus saling curiga antara pemerintah dan rakyatnya yang mulai tidak sehat. Bahkan, tidak jarang rakyat-rakyat di negara lain memandang bahwa pemerintahnya lah yang memecah belah negara mereka. Baru-baru ini juga, The Economist mengetengahkan Dis-United States of America, suatu kondisi polarisasi yang buruk dan belum pernah terlihat sebelumnya.
Akan tetapi di tengah merosotnya kepercayaan rakyat pada pemerintahnya di banyak negara di dunia, kita perlu bersyukur. Berdasarkan survey Edelman tahun ini, tingkat kepercayan public pada pemerintah di Indonesia tetap terjaga tinggi, bahkan ranking ke-3, jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya sedunia.
Saya kira, keistimewaan Indonesia kali ini dalam menjaga tingkat kepercayaan pubik tidak bisa lepas dari ketulusan dan kepemimpinan dengan karakter jiwa melayaninya Presiden Jokowi.
Jika pemimpin -pemimpin di negara lain terpaksa atau tidak sengaja sudah meng-create polarisasi, atau malah sudah dianggap rakyatnya sebagai biang pemecah belah, satu hal yang harus kita akui, Pak Jokowi sudah selalu mendeliver stability, menjaga pemulihan dan pembangunan, dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan sesuai amanat konstitusi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walaupun suatu saat nanti Presiden purnatugas, di masa depan, Presiden Jokowi akan terus tetap dikenang sebagai Presiden yang dari rakyat dan benar-benar untuk rakyat, disegani, dikenang dan dipercayai seluruh lapisan lintas generasi. Bukan tidak mungkin, suatu saat kita akan mengenang beliau seperti para tokoh-tokoh Founding Fathers kita, Bung Karno, yang tidak hanya berjasa membangun Indonesia, tetapi juga berkontribusi positif pada tataran dunia internasional.
(dna/dna)