Industri pengemasan Indonesia cukup menghasilkan kinerja yang positif. Bahkan industri tersebut turut menyumbang nilai ekspor yang besar bagi Indonesia. Serta industri tersebut terus mengalami pertumbuhan di masa pandemi COVID-9.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Putu Juli Ardika mengatakan pertumbuhan industri packing masih cukup bagus. Bahkan sempat surplus mencapai US$ 4,2 miliar.
"Mencapai ekspor US$ 7,5 miliar ini adalah hal yang cukup besar kalau dibandingkan dengan impornya jadi US$ 2,6 miliar kita masih banyak surplusnya. Kita (industri kemasan) menjadikan industri andalan ya karena kontribusinya ekspor 6,2% dalam ekspor nonmigas dan kontribusi ini terhadap PDB nonmigas itu 3,84% ini cukup besar," kata Putu saat ditemui detikcom di acara peresmian ALLPack Indonesia 2022, di Jakarta International Expo, Jakarta, Selasa (12/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, tingginya angka tersebut tidak terlepas dari kontribusi kemasan kertas Indonesia yang memiliki potensi cukup menjanjikan. Ia menuturkan bahan baku jenis kertas yang dimiliki oleh Indonesia bisa menghadirkan berbagai jenis kemasan dengan kualitas beragam.
"Industri kemasan ini juga cukup berkembang di Indonesia dikarenakan 180 perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia dan ini mampu memproduksi berbagai jenis kemasan dengan kualitas yang memenuhi standar yang diharapkan oleh konsumen," tambahnya.
Ia menuturkan tingginya potensi tersebut membuat pemerintah masukkan kepada program substitusi impor untuk mengurangi jumlah impor. Indonesia menargetkan mampu menurunkan impor sebesar 35%.
Putu mencontohkan, saat ini, ada sejumlah pelaku industri yang memanfaatkan impor kertas dari luar negeri. Padahal di satu sisi, kertas yang dimanfaatkan oleh para pelaku usaha justru awalnya berasal dari Indonesia.
"Kertas kita jadi kertas kita dibawa keluar (luar negeri) dipotong dibentuk dibawa ke sini," katanya.
Ia menambahkan industri tersebut masih tergolong positif untuk tumbuh di tahun mendatang meskipun ada prediksi terjadinya krisis global. Menurutnya, pertumbuhan positif itu diproyeksi karena ditopang oleh pesta demokrasi.
Baca juga: Pameran Industri Pangan di Interfood 2012 |
"Ekonomi global bakal turun tapi kita punya kesempatan yang bagus karena tahun depan sudah masuk pesta demokrasi. Sehingga bisa menjaga industri ini lebih kompetitif," jelasnya.
Terkait AllPack Indonesia 2022, Chief Executive Officer Kristamedia Pratama Daud D Salim mengatakan pameran diselenggarakan untuk terus mendorong potensi industri pengemasan Indonesia. Sebab pameran tersebut diikuti oleh ratusan perusahaan dari berbagai negara dengan berbagai inovasi di bidang pengemasan.
"Merupakan pameran terbesar di Indonesia dengan total 765 perusahaan yang hadir. Serta ada 17 negara yang turut hadir di acara ini," tutup Daud.
(fhs/hns)