Mogok Kerja, 6.000 Pak Pos di Inggris Terancam PHK

Mogok Kerja, 6.000 Pak Pos di Inggris Terancam PHK

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 17 Okt 2022 09:11 WIB
Ilustrasi PHK
Foto: Ilustrasi PHK (Tim Infografis: Zaki Alfarabi)
Jakarta -

Kantor Pos Inggris Royal Mail mengalami kerugian besar tahun ini. Perusahaan mengancam akan ada pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga 6.000 pegawai.

Memang sebelumnya ada 110.000 pegawai melakukan mogok massal dan menuntut kenaikan gaji hingga iklim kerja yang baik. Dikutip dari CNN disebutkan unjuk rasa ini juga akan dilakukan hingga puncak musim belanja dan musim liburan seperti Black Friday dan Cyber Monday.

Selama mogok massa ini terjadi sebagian layanan Royal Mail lumpuh dan tak bisa melayani masyarakat. Akibat hal ini Royal Mail menyebut menderita kerugian hingga US$ 506 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika kondisi ini terus terjadi maka kerugian perusahaan kami akan naik dan kemungkinan kami akan melakukan restrukturisasi dan melakukan pengurangan karyawan," kata Royal Mail dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNN, Senin (17/10/2022).

Serikat pekerja Royal Mail menyebutkan aksi mogok merupakan yang terbesar tahun ini. Pegawai saat ini menuntut hak mereka dan meminta perusahaan mengubah syarat dan ketentuan kerja selama ini.

ADVERTISEMENT

Tak cuma itu, serikat pekerja juga meminta pemerintah menyelidiki tata kelola Royal Mail yang diduga tak sesuai dengan ketentuan.

Akibat aksi mogok ini, Royal Mail telah mengeluarkan pengumuman kepada pelanggan bahwa akan terjadi keterlambatan pengiriman paket.

Tak cuma pegawai pos saja, banyak pekerja dari sektor lain yang melakukan aksi mogok. Seperti pegawai kereta, sopir bus sampai pengacara yang menuntut gaji yang lebih tinggi karena inflasi yang naik gila-gilaan.

Inflasi di Inggris tercatat 9,9% pada Agustus. Kondisi ini makin parah dengan adanya rencana Perdana Menteri Liz Truss yang ingin memangkas pajak yang justru membuat nilai pound merosot.

(kil/das)

Hide Ads