Benar Nggak Sih RI Bakal Resesi Tahun Depan?

Benar Nggak Sih RI Bakal Resesi Tahun Depan?

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 17 Okt 2022 15:02 WIB
Prekonomian Indonesia dipastikan 99% masuk jurang resesi. Itu artinya pertumbuhan ekonomi nasional bakal minus lagi di kuartal III-2020.
Resesi (Foto: Pradita Utama)
Jakarta -

Para influencer di TikTok tengah ramai membahas mengenai resesi ekonomi tahun depan. Hal itu dibahas memang awalnya dari informasi yang disampaikan oleh pemerintah beberapa minggu belakangan ini.

Keterangan mengenai kondisi ekonomi global yang berat tahun depan disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya sederet lembaga keuangan internasional menyebutkan tahun depan keadaan ekonomi akan semakin gelap.

"Itu yang saya sampaikan itu dunia, ekonomi dunia tahun depan, memang semua lembaga internasional sampaikan dalam posisi yang tidak baik dan posisi lebih gelap," ujar Jokowi usai melakukan peresmian groundbreaking pabrik pipa di KIT Batang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu, dikutip lagi Senin (17/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga pernah mengungkap kondisi ekonomi di 2023. Suku bunga yang tinggi di berbagai negara berpotensi mempengaruhi kinerja ekonomi global terkoreksi ke bawah.

Sri Mulyani mengatakan kondisi ini dapat menciptakan stagflasi. Stagflasi adalah situasi di mana pertumbuhan ekonomi melambat, disertai dengan kenaikan harga (inflasi).

ADVERTISEMENT

"Kenaikan suku bunga untuk menekan inflasi berpotensi mempengaruhi kinerja ekonomi global 2023 yaitu potensi koreksi ke bawah. Inflasi yang meningkat dan pertumbuhan ekonomi yang melambat dapat menciptakan situasi stagflasi," kata Sri Mulyani dalam rapat paripurna di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (29/9/2022).

Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani menyebut negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) bahkan berpotensi mengalami resesi pada 2023. Padahal negara maju tersebut merupakan penggerak perekonomian dunia.

Apakah Ekonomi Indonesia Aman dari resesi? Buka halaman selanjutnya untuk dapat jawabannya.

Meski begitu, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan Indonesia saat ini bisa menjadi titik terang saat ekonomi global memburuk. Hal ini disampaikannya saat bertemu dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Selasa (11/10).

"Indonesia tetap menjadi titik terang dalam ekonomi global yang memburuk," kata Georgieva dalam bahasa Inggris.

Jokowi juga pernah mengungkap bahwa kondisi Indonesia saat ini patut disyukuri. Pasalnya tingkat inflasi di Indonesia disebut terkendali. Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mengumumkan inflasi September sebesar 5,95% secara tahunan atau year on year.

"Inflasi juga masih terkendali setelah kenaikan BBM. Kita masih di angka di bawah 6%, di 5,9%. Ini tetap harus kita syukuri," katanya dalam BNI Investor Daily Summit 2022, Selasa (11/10).

Padahal, Inflasi Indonesia sebelumnya diprediksi menyentuh 6,8%. Namun berkat kolaborasi semua pihak Indonesia berhasil menjaga inflasi di bawah 6%.

Kemudian, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto juga pernah mengungkap saat ini dan ke depan masih cukup kuat. Mengingat saat ini saja pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi yang tertinggi kedua di antara negara-negara G20. Kedudukan Indonesia kedua setelah Arab Saudi.

"Indonesia faktor eksternalnya masih sangat kuat. Sehingga Indonesia tidak termasuk dalam negara yang rentan terhadap masalah keuangan. Bahkan di antara negara G20, Indonesia adalah negara yang pertumbuhan ekonominya nomor 2 tertinggi setelah Saudi Arabia. Jadi, dari segi faktor eksternal Indonesia aman," kata Airlangga dalam keterangan pers yang disampaikan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (11/10).

Airlangga juga mengatakan dari kekuatan ekonomi internal Indonesia juga diyakini cukup kuat. Ia pun masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan mencapai 4,8% sampai 5,2%.

Dalam kesempatan yang berbeda, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan Indonesia tidak ikut antre jadi pasien Dana Moneter Internasional (IMF). Hal ini meneruskan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Tadi presiden sampaikan ada 28 negara sekarang yang sudah antre masuk IMF. Kita jauh dari itu," kata Luhut kepada wartawan di Jakarta Convention Center, Selasa (11/10).

Menurut Luhut, hal itu karena Indonesia optimistis mampu menjaga ketahanan perekonomian pasca pandemi COVID-19. Optimisme dan menjaga kekompakan dinilai penting dalam menghadapi ketidakpastian global.

Halaman 2 dari 2
(ada/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads