Jurus BUMN Agar Rp 100 T Nggak Tersedot buat Berobat ke Luar Negeri

SOE International Conference 2022

Jurus BUMN Agar Rp 100 T Nggak Tersedot buat Berobat ke Luar Negeri

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 17 Okt 2022 22:21 WIB
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). Kementerian BUMN meluncurkan logo baru pada Rabu (1/7) yang menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan. ANATAR FOTO/Aprillio Akbar/nz
Foto: Dok. Kementerian BUMN: SOE International Conference 2022
Nusa Dua -

Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury memaparkan masih banyak sekali masyarakat di Indonesia yang terpaksa berobat ke luar negeri. Dia menyebutkan ada sekitar 2 juta orang Indonesia yang berobat ke luar negeri tiap tahunnya.

Jutaan orang ini menurut Pahala bisa menghabiskan uang hingga US$ 6,5 miliar atau sekitar Rp 100 triliun (kurs Rp 15.400/US$) hanya untuk berobat.

"Sekitar US$ 6,5 miliar dihabiskan oleh orang Indonesia di luar Indonesia, karena mereka tidak mendapatkan tingkat pelayanan kesehatan yang tepat di Indonesia," papar Pahala dalam salah satu diskusi pada gelaran SOE International Conference di Nusa Dua Bali Convention Center, Senin (17/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya hal ini menjadi salah satu tantangan utama BUMN di sektor kesehatan. Khususnya bagaimana agar masyarakat tidak menghabiskan uangnya ke luar negeri.

Pahala sendiri mengatakan BUMN di sektor kesehatan selama ini terus membangun industri farmasi dan infrastruktur kesehatan yang jauh lebih kuat di Indonesia. Salah satunya adalah menggarap proyek kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata kesehatan di Bali.

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan di dalam KEK tersebut, BUMN akan membangun rumah sakit khusus yang bekerja sama dengan Mayo Clinic asal Amerika Serikat.

"Sekedar contoh, di lingkungan Kementerian BUMN, kami sedang mencoba untuk benar-benar membangun kawasan ekonomi khusus dan kami benar-benar bekerja sama dengan Mayo (Mayo Clinic) untuk mendirikan sebuah rumah sakit di dalam Kawasan Ekonomi Khusus," ungkap Pahala.

Rumah sakit itu memungkinkan pemerintah mengizinkan dokter asal luar negeri, khususnya para diaspora di Indonesia untuk bisa melakukan praktiknya. Khususnya bagi para dokter spesialis.

"Indonesia membutuhkan jumlah dokter yang cukup banyak apalagi dokter spesialis," sebut Pahala.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Dalam catatan detikcom, Direktur Operasional PT Pertamina Bina Medika-Indonesia Healthcare Corporation (IHC) Mira Dyah Wahyuni mengatakan KEK Sanur akan memberikan pelayanan kesehatan terintegrasi berkualitas tinggi serta bertaraf internasional dengan perawatan medis terkini untuk mendorong masyarakat mempercayakan pengobatan di Indonesia tanpa harus ke luar negeri.

Sebagai holding rumah sakit milik negara, IHC saat ini menaungi 75 rumah sakit dan 143 klinik di seluruh Indonesia.

IHC berkomitmen melayani masyarakat untuk mewujudkan ketahanan kesehatan nasional melalui berbagai rumah sakit milik negara, klinik, dan yang terafiliasi dengan jaringan IHC.

Adapun, proses groundbreaking pembangunan KEK Sanur dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 27 Desember 2021. KEK Sanur hadir dengan rencana bisnis untuk fasilitas kesehatan, akomodasi hotel dan MICE, taman botani ethnomedicinal, serta pusat komersial, di atas lahan seluas 41,26 Hektar milik PT Hotel Indonesia Natour (HIN) dengan nilai investasi US$ 664 Juta.


Hide Ads