Ekonomi dunia saat ini masih mengalami tekanan. Kondisi ini membuat pertumbuhan ekonomi masih melambat.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengungkapkan melambatnya perekonomian terjadi karena beberapa faktor, salah satunya langkah negara-negara maju yang mengerek suku bunga acuan secara agresif.
"Kenaikan suku bunga ini tak hanya memberikan tekanan ke negara sendiri tapi juga untuk negara di sekitarnya," kata dia dalam acara peluncuran buku KSK, Jumat (21/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Destry menjelaskan kondisi ini juga ditambah dengan ketidakpastian di global. Lalu naiknya tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
Ada juga gelombang panas yang terjadi di beberapa negara di Eropa hingga kebijakan proteksionisme serta kebijakan zero COVID-19.
"Kondisi ini membuat ekonomi China tertahan sehingga akan ada fenomena perlambatan atau mild recession," jelas dia.
![]() |
Dalam kesempatan ini, Gubernur BI Perry Warjiyo melakukan Peluncuran Buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) No. 39. Perry menjelaskan buku yang bertajuk 'Sinergi dan Inovasi Kebijakan untuk Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional' ini merangkum upaya BI untuk memulihkan ekonomi domestik yang masih dibayangi ketidakpastian.
Selain itu dalam buku KSK ini juga dimuat bauran kebijakan BI yang ditempuh untuk pemulihan ekonomi nasional. Mulai dari kebijakan makroprudensial yang akomodatif dan inovatif, bersinergi dengan Komit Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
BI prediksi ekonomi global. Cek halaman berikutnya.