Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulang kali agar produksi kedelai di dalam negeri ditingkatkan kembali. Pemerintah menyiapkan 300 ribu hektare lahan untuk perluasan produksi kedelai dengan anggaran Rp 400 miliar.
Namun, menurut Guru Besar Institut Pertanian Bogor, Dwi Andreas Santosa permasalahan dari tingginya impor kedelai karena aturan masuknya kedelai dalam komoditas impor yang tidak dilarang. Kemudian, harga kedelai impor lebih murah daripada lokal dalam keadaan normal.
"Pada saat tahun 2000-an harga kedelai impor itu Rp 1.500 per kilogram, sedangkan biaya produksi di petani di dalam negeri Rp 2.500/kg, apa tidak masuk akal. Makanya petani meninggalkan produksi kedelai," ujarnya kepada detikcom, Jumat (21/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambah lagi, aturan masuknya kedelai sebagai komoditas impor non-larangan. Jadi selama impor kedelai masih diizinkan masuk begitu banyak, harga impor dan di dalam negeri akan sulit bersaing.
Masuknya kedelai impor yang begitu banyak juga didukung oleh peraturan Kemendag dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2013, yang turut menggratiskan bea masuk impor kedelai. Hal itulah yang membuat petani enggan memproduksi kedelai.
Saat ini memang harga kedelai relatif tinggi, namun hal itu karena harga kontrak sebelumnya masih tinggi. Maksudnya, saat Indonesia membeli beberapa bulan lalu untuk pasokan saat ini, harganya masih mahal. Sementara untuk pasokan ke depan dibeli saat ini harganya sudah murah.
"Nanti ketika yang baru per Juli mulai datang, akan drop harganya, sehingga harga kedelai juga akan turun, ketika turun semua program pemerintah apapun itu jawabannya pasti gagal," ungkapnya.
Andreas menjelaskan, harga produksi kedelai di dalam negeri saat ini cukup tinggi. Petani bisa mengeluarkan biaya produksi mulai dari Rp 8.000 sampai Rp 9.000 per kilogram, sementara harga kedelai impor dalam keadaan normal Rp 7.000/kg.
"Bagaimana petani bisa bersaing, jadi mau dipacu dengan apapun, dengan berbagi program pemerintah tidak akan berhasil. Kalau petani tidak punya lahan dan harus sewa lahan, biaya produksinya bisa 10.000 per kilo, Kalau gitu mereka kan berpikir ngapain tanam kedelai lebih baik mereka tanam yang lain seperti biji kacang hijau. Harga sekarang ini 18,000 - 20.000 produksinya sama," tutupnya.
(ada/zlf)