"Situasi ekonomi akan terus masih tertekan hingga 2023, inflasi cenderung tinggi, walaupun diperkirakan akan mengalami penurunan namun masih level tinggi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA Oktober 2022, Jumat (21/10/2022).
Saat ini saja, inflasi di berbagai negara maju masih terus tinggi. Inflasi di Eropa inflasinya di tingkat 10% akibat naiknya harga energi. Kemudian yang terbaru diumumkan adalah inflasi Inggris yang lebih tinggi di tingkat 10,1%.
"Kita mengikuti isu politik di Inggris di mana Menteri Keuangan diganti, sekarang Perdana Menteri turun, ini terlihat situasi ekonomi dan keuangan menimbulkan imbas pada politik," jelasnya,
Kemudian, negara seperti Meksiko di level 8%, India di atas 7%, sedangkan Indonesia disebut masih terkendali di level 6%. Sri Mulyani juga mewanti-wanti berbagai hal yang harus diwaspadai ekonomi pada tahun depan. Terutama guncangan perekonomian global dan ketidakpastian yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
"Tahun 2023 yang harus diwaspadai karena gelombang pelemahan ekonomi dunia atas ketidakpastianpastian global serta kecenderungan yang naik pasti akan mempengaruhi indikator dan faktor pertumbuhan ekonomi Indonesia juga. Kita juga harus hati-hati," pungkasnya.
(ada/zlf)