Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap realisasi serapan anggaran pangan dapat digenjot. Hal ini untuk mempersiapkan ketahanan pangan Indonesia saat munculnya ancaman krisis pangan dunia.
"Ketahanan pangan yang merupakan program prioritas penting terutama dengan munculnya krisis pangan dunia," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Jumat (21/10/2022).
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, realisasi anggaran ketahanan pangan baru terealisasi sebesar 40,7% per 30 September 2022. Sri Mulyani tak ingin rendahnya realisasi serapan belanja membuat Indonesia tidak siap dalam hal ketahanan pangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita berharap Oktober-November-Desember sisa dari 60% atau 59,3% dari anggaran bisa terealisir sehingga ketahanan pangan yang ingin dicapai benar-benar bisa terbangun," tuturnya.
Sebagai informasi, dunia saat ini masih dihantui krisis pangan akibat perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Krisis pangan dikhawatirkan akan memicu gerak inflasi, lantaran distribusi komoditas terhambat.
Sri Mulyani mengatakan program ketahanan pangan merupakan prioritas penting, terutama saat dinamika krisis pangan yang mengancam sejumlah negara, tak terkecuali Indonesia. Di sisi lain, realisasi serapan anggaran ketahanan pangan justru belum optimal.
"Kita akan memasuki tahun 2023 yang akan sangat menantang dan masalah satu faktor ketahanan pangan harus kita bisa perkuat dan kita siapkan," tambahnya.