Curhat Pengusaha Jelang Resesi 2023

Curhat Pengusaha Jelang Resesi 2023

Edward. F. Kusuma - detikFinance
Senin, 24 Okt 2022 08:29 WIB
Jakarta -

Narasi resesi kian sering berkumandang di antara kerumunan masyarakat. Hal ini diperkuat oleh ungkapan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada akhir September lalu. Ia mengingatkan bahwa 2023 akan menjadi tahun yang berat bagi perekonomian dunia.

"Bank Dunia sudah menyampaikan kalau bank sentral di seluruh dunia melakukan peningkatan suku bunga secara cukup ekstrim dan bersama-sama, maka dunia pasti mengalami resesi di 2023. Inilah yang sekarang sedang terjadi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa secara virtual, seperti yang ditulis detikcom, Senin (27/9/2022).

Momok hantu resesi pun menjadi tantangan sendiri bagi sejumlah pengusaha. Anthony Leong, Ketua Umum Perhimpunan Pengusaha Jasa Kantor Bersama Indonesia (PERJAKBI) mengungkapkan bahwa kondisi yang tidak menentu membuat para koleganya gusar. Imbasnya, mereka sulit membuat keputusan demi menjaga keselamatan perusahaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bukan takut ya, tapi ada ketidakpastian di sana. Ada hal yang memang membuat kita ragu di sana. Saat melangkah ada yang membuat kita ragu", ungkap Anthony Leong dalam d'Mentor, Kamis (20/10).

Namun, Anthony mengaku dapat mengikis ketakutan karena mempercayai kemampuan pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi di dalam negeri. Apalagi, kana Anthony, Indonesia bukan lagi negara di bawah dukungan IMF. Artinya, beban ekonomi yang dihadapi tidak akan lebih berat.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, ia menyebutkan bahwa UMKM menjadi nadi ekonomi baru yang mungkin bisa berperan dalam perputaran finansial Indonesia. Hal ini bisa menjadi cahaya untuk meniti jalan gelap ekonomi 2023. Anthony menandaskan, ditengah hantaman informasi yang masif tentang topik resesi, masyarakat perlu menebar 'virus-virus' optimisme.

"Jangan sampai kita ikut pada isu yang didesain sama influencer-influencer yang ada. Karena mereka mungkin bukan pengusaha practical. Tapi mereka lebih memainkan kanal investasi yaitu saham, trading misalnya," katanya.

Lebih lanjut Anthony menyebutkan soal wacana resesi, ada beberapa perspektif yang dapat digunakan. Ia mengungkapkan, ada pihak yang mengambil kesempatan untuk menggunakan momentum resesi untuk kepentingan tertentu. Sebab menurutnya, kondisi yang tidak pasti juga dibutuhkan untuk mendongkrak keuntungan.

"Mereka harus cipta kondisi seperti ini. Karena pada di saat seperti ini, ada ketidakpastian di sana. Ada isu global yang masuk di sana. Nah itu saham biasanya fluktuatif, up and down. Bisa narasinya diskon lah. Dan ini yang mereka harapkan juga." tandasnya.


Saksikan juga d'Mentor: Ancang-ancang Pengusaha, Resesi 2023!

[Gambas:Video 20detik]



(vys/ed)

Hide Ads