CEO Tesla, Elon Musk diberi waktu hingga Jumat pekan ini untuk menyelesaikan akuisisi media sosial Twitter. Jika pada waktu tersebut perjanjian tidak kunjung terlaksana, sidang akan digelar.
Sidang tersebut memungkinkan kedua belah pihak untuk menangguhkan kesepakatan. Pada awalnya, sidang akan digelar pada 17 Oktober, namun ditunda karena pihak Musk menyatakan akan membeli Twitter.
Dilansir CNN Business, Selasa (25/10/2022), Musk yang sebelumnya membatalkan perjanjian pembelian senilai US$ 44 miliar atau setara Rp 686,4 triliun itu akhirnya menyatakan kembali siap membeli Twitter dengan harga awal yang dulu telah disepakati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hakim yang mengawasi kasus tersebut, Kanselir Delaware Kathaleen St. Jude McCormick, memberi kedua belah pihak waktu hingga 28 Oktober untuk menyelesaikan kesepakatan atau menghadapi persidangan November.
Dalam minggu-minggu sejak litigasi dihentikan, Twitter tampaknya terus mengambil langkah sejalan dengan rencana penyelesaian kesepakatan.
Bloomberg pekan lalu melaporkan, perusahaan telah membekukan akun saham karyawan untuk mengantisipasi proses penyelesaian kesepakatan. Tidak hanya itu, pengacara Musk dan Twitter dikabarkan sedang mempersiapkan dokumen terkait penyelesaian kesepakatan.
Sementara itu, Musk mengatakan kepada pemegang saham Tesla bahwa dia bersemangat tentang Twitter. Bahkan, dia mengaku akan membayar lebih untuk itu.
Namun 'Pekerjaan Rumah' berikutnya untuk Musk ialah bagaimana mengumpulkan dana tersebut. Selain dana pribadinya, dana tersebut rencananya ia peroleh dari utang dan pembiayaan ekuitas, serta sebagian besar berkemungkinan dari penjualan saham Tesla.
Beberapa ahli sebelumnya telah menyarankan, Musk mungkin perlu menjual saham Tesla (TSLA) senilai miliaran dolar untuk mendanai kesepakatan. Langkah ini menjadi lebih mudah setelah perusahaan melaporkan pendapatannya di kuartal sebelumnya pada minggu lalu.
Di sisi lain, Twitter juga tengah dilanda kegelisahan. Saham Twitter sempat turun pada Jumat pagi kemarin. Menyusul laporan Bloomberg, di mana pejabat administrasi Biden sedang dalam diskusi menyangkut kemungkinan pihaknya 'menundukkan' beberapa usaha Musk demi tinjauan keamanan nasional, termasuk rencana pengambilalihan Twitter.
Tidak hanya itu, Twitter juga harus menangani kekhawatiran para staf menyangkut nasib pekerjaan mereka. Apalagi setelah The Washington Post melaporkan pada pekan lalu, rencana Musk memangkas 75% staf perusahaan.
Menyusul laporan tersebut, Penasihat Umum Twitter Sean Edgett mengirim memo kepada staf yang menyatakan, perusahaan tidak mendapat konfirmasi tentang rencana tersebut dan meminta para staf untuk tidak mengikuti rumor. Twitter juga meminta para staf untuk menunggu fakta dari pihaknya dan pembeli secara langsung.
Sebagai tambahan informasi, pada bulan April lalu, Musk setuju untuk membeli Twitter (TWTR) seharga US$ 54,20 atau setara Rp 845,5 ribu per saham yang beredar. Namun beberapa minggu kemudian, ia berusaha untuk menangguhkan kesepakatan.
Awalnya Musk khawatir atas prevalensi bot di Twitter dan kemudian menambahkan klaim dari pelapor perusahaan. Twitter (TWTR) pun akhirnya menggugatnya untuk menindaklanjuti akuisisi tersebut.
(zlf/zlf)