Kongres Partai Komunis China memutuskan Xi Jinping kembali menduduki posisi sebagai pemimpin China untuk ketiga kalinya. Ia telah memegang kendali atas China sejak 2012.
Sehari setelah acara tersebut, China merilis informasi soal kondisi ekonominya. Ekonomi negara tirai bambu itu menghadapi sejumlah tantangan di dalam dan luar negeri, termasuk kebijakan nol-Covid Beijing dan konflik perdagangan dengan AS.
Salah satunya yakni pertumbuhan ekonomi yang melambat. Dilansir BBC, Selasa (25/10/2022), pada hari Senin saham di Hong Kong merosot dan mata uang China, yuan, melemah terhadap dolar AS. Kondisi ini disebabkan meningkatnya kekhawatiran bahwa Xi akan melanjutkan kebijakan yang mengorbankan pertumbuhan ekonomi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indeks acuan Hang Seng turun lebih dari 6% karena saham yang terdaftar di Alibaba dan Tencent jatuh. Di China Daratan, indeks Shanghai Composite ditutup 2% lebih rendah.
Sementara itu, ekonomi China tumbuh 3,9% pada kuartal Juli hingga September dari waktu tahun lalu, melebihi perkiraan sebelumnya. Hal ini menandakan bounce back atau bangkit dari pertumbuhan 0,4% yang terlihat selama tiga bulan sebelumnya, ketika Shanghai lockdown.
Meski angka pertumbuhan itu tampak tinggi dibandingkan dengan sebagian besar ekonomi Barat, angka tersebut masih jauh di bawah tingkat pertumbuhan yang telah dilihat China selama beberapa dekade, serta masih jauh dari target 5,5% di 2022 yang ditetapkan pada Maret lalu.
Ada juga kekhawatiran bahwa China akan menutup diri dari ekonomi global. Di mana, salah satu rintangan terbesar yang dihadapi China ialah kerenggangan hubungannya dengan Amerika Serikat (AS)
"Kontrol ekspor AS baru-baru ini menimbulkan krisis eksistensial tidak hanya untuk ambisi teknologi China, tetapi juga bagian dari sektor teknologi domestiknya. Akan sulit bagi China untuk mengatasi tantangan ini, mengingat banyak dari ini terkait dengan ... perbedaan mendasar di sekitar HAM dan nilai-nilai demokrasi," kata Pemimpin The Economist Intelligence Unit (EIU) Nick Marro.
Seolah menampik kemungkinan tersebut, pada hari kongres digelar, Xi Jinping mengatakan, negaranya berkomitmen untuk tetap terbuka untuk perdagangan internasional.
"China tidak bisa berkembang tanpa dunia, dan dunia juga membutuhkan China," kata Xi.
"Setelah lebih dari 40 tahun upaya tanpa henti menuju reformasi dan keterbukaan, kami telah menciptakan dua keajaiban, pembangunan ekonomi yang cepat dan stabilitas sosial jangka panjang," tambahnya.
(zlf/zlf)