Produksi CPO Indonesia Bakal Turun

Produksi CPO Indonesia Bakal Turun

- detikFinance
Senin, 17 Jul 2006 09:52 WIB
Medan - Produksi CPO (Crude Palm Oil) Indonesia dalam dua atau tiga tahun ke depan diprediksi akan menurun. Hal itu disebabkan karena sejumlah perkebunan akan melakukan replanting atau penebangan untuk penanaman kembali. Namun setelah itu, produksi CPO akan normal kembali, bahkan bisa saja melebihi produksi Malaysia yang berada pada kisaran 20 ton per tahun.Demikian disampaikan Ketua Pelaksana Harian Minyak Sawit Indonesia Rosdiana Suharto kepada wartawan di Bah Lias Research Station (BLRS) di Simalungun, Sumatera Utara (Sumut), Minggu (16/7/2006).Rosdiana yang datang bersama rombongan dari Malaysia melakukan peninjauan ke BLRS yang merupakan pusat riset milik PT PP London Sumatera (Lonsum). "Sekarang ini banyak pohon-pohon sawit yang sudah tua, yang sudah saatnya untuk ditebang dan diganti dengan tanaman baru. Misalnya dari program Perusahaan Inti Rakyat yang dimulai tahun 1980-an," kata Rosdiana. Ia menambahkan, saat ini kisaran produksi CPO Indonesia adalah 14,6 juta ton per tahun, dan diperkirakan akan meningkat hingga 15 juta ton per tahun pada tahun 2008 nanti. Namun seiring makin tuanya pohon-pohon sawit yang umumnya dapat berproduksi secara maksimal antara 25 hingga 30 tahun, maka akan banyak lahan yang tidak berproduksi. Sementara menunggu masa panen setelah penanaman kembali, bisa mencapai empat tahun. "Masa menunggu antara penebangan, penanaman kembali dan panen pertama itulah yang menjadi masa penurunan produksi CPO dari kebun-kebun sawit di Indonesia. Setelah itu, akan normal kembali, malahan dapat lebih tinggi, melampaui Malaysia," kata Rosdiana. Potensi meningkatnya produk CPO itu, kata dia lagi, tidak terlepas dari bertambahnya areal tanaman, serta semakin bermutunya bibit sawit yang diproduksi beberapa perusahaan, termasuk yang bersumber dari BLRS PT Lonsum. Pada bagian lain, Rosdiana mengungkapkan bahwa kedatangan para pengusaha dan kalangan pemerintah Malaysia kali ini merupakan momen tepat untuk menunjukkan bagaimana Indonesia mengelola perkebunan sawit. Hal ini juga untuk menepis beragam isu miring tentang perkebunan di Indonesia yang sering dianggap tidak ramah lingkungan dan banyak isu lainnya. "Mereka bisa menilai sendiri. Isu-isu itu tidak benar sama sekali," tandas Rosdiana. (qom/)

Hide Ads