Seminggu Mentan Mau 'Ngumpulin' Beras 1 Juta Ton, dari Mana Sumbernya?

Seminggu Mentan Mau 'Ngumpulin' Beras 1 Juta Ton, dari Mana Sumbernya?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 31 Okt 2022 20:45 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo
Foto: Nahda Rizki Utami/detikcom
Jakarta -

Cadangan beras pemerintah (CBP) menipis. Saat ini CBP belum mencapai 1,2 juta ton. Badan Pangan Nasional mengatakan stok CBP di Bulog per September 2022 ini sekitar 791.000 ton. Masih diperlukan peningkatan menjadi 1,2 juta ton sampai dengan Desember 2022.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya bakal mempercepat penyerapan CBP dalam seminggu ke depan. Target CBP di atas 1 juta ton akan dikejar dalam seminggu.

"Satu minggu ini kita capai lah Insyaallah. Nggak gampang lah ngumpulin 1 juta ton, ngumpulin seribu ton aja nggak gampang kan, itu kan berapa gudang. Satu minggu ini saya mulai hari ini, akan tentukan kemudian Bulog akan datang menyerap," ungkap Syahrul kepada wartawan usai melakukan Rapat Terbatas di Istana Negara, Senin (31/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengungkapkan ada sekitar 10 provinsi yang panen beras masih besar. Tersebar dari Sulawesi, Sumatera, hingga Jawa.

Cuma yang jelas Syahrul Yasin Limpo menegaskan dari data yang dia miliki justru ketersediaan beras di Indonesia sebetulnya cukup. Malah saat ini sebetulnya menjadi panen tertinggi.

ADVERTISEMENT

"Ketersediaan beras kita cukup, bahkan ini tahun dari prognosis yang disampaikan BPS dan oleh pengkaji kita, para pakar kita, ini produksi yang tertinggi. Pada panen tertinggi kita Maret-April itu di atas 18,3 juta ton, kemudian panen kedua kita pada Agustus-Oktober itu bahkan 13 juta sekian," ungkap Syahrul.

Bicara soal harga gabah di tingkat petani, Syahrul mengatakan saat ini sedang sangat bagus. Pihaknya pun merasa tak harus mengintervensi banyak karena harga di tingkat petani sedang bagus.

"Selama ini karena harga cukup bagus, saya harus berpihak pada petani, harga bagus kan kita harus biarin, kecuali di saat turun barulah respons dilakukan," ungkap Syahrul.

(hal/das)

Hide Ads