Turun Harga! Tarif Centang Biru Twitter Jadi Cuma Rp 120 Ribu/Bulan

Turun Harga! Tarif Centang Biru Twitter Jadi Cuma Rp 120 Ribu/Bulan

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 02 Nov 2022 09:26 WIB
Jakarta -

Pemilik baru Twitter, Elon Musk akan mengenakan biaya pada akun terverifikasi alias centang biru US$ 8 per bulan atau sekitar Rp 124.800 (kurs Rp 15.600). Hal itu terjadi setelah rencana biaya US$ 19,99 per bulan menuai kritik.

Dikutip dari CNN, Rabu (2/11/2022), pada Selasa lalu Musk mengatakan bahwa ia berencana mengenakan biaya US$ 8 per bulan untuk layanan langganan yang disebut 'Twitter Blue'. Ia berjanji siapapun yang membayar menerima centang biru untuk verifikasi akunnya.

Melalui cuitannya, orang terkaya di dunia ini menggambarkan penilaiannya tentang sistem tuan dan tani untuk yang memiliki dan tidak memiliki tanda centang biru. "Kekuatan untuk rakyat! Biru seharga US$ 8/bulan," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya dilaporkan bahwa Twitter sedang berupaya memperbaharui produk langganan yang ada. Di mana, saat ini biayanya US$ 4,99 per bulan untuk akun terverifikasi.

Kemudian, menurut dokumen perencanaan internal, disebutkan Twitter juga dapat menghapus centang biru dari pengguna yang saat ini terverifikasi jika mereka tidak mulai membayar US$ 19,9 untuk produk langganan dalam waktu 90 hari.

ADVERTISEMENT

Kabar itu pun memicu kemarahan beberapa pengguna lama Twitter termasuk penulis Stephen King, yang memiliki hampir tujuh juta pengikut di platform tersebut.

"US$ 20 sebulan untuk menyimpan centang biru saya?" cuitnya pada hari Senin yang diikuti kritik lainnya.

Musk menjawab King pada Selasa terkait biaya verifikasi akun. "(Kita) entah bagaimana harus membayar tagihan! Twitter tidak bisa sepenuhnya bergantung pada pengiklan," katanya.

"Bagaimana kalau US$ 8?" sambungnya.

Pada Selasa, Musk mengulangi harga US$ 8 dan membagikan lebih detail untuk paket barunya. Dia mengatakan pelanggan akan mendapatkan prioritas dalam balasan, sebutan, dan pencarian, serta kemampuan untuk memposting konten video dan audio yang lebih panjang sambil mendapatkan iklan.

"Ini juga akan memberi Twitter aliran pendapatan untuk memberi penghargaan kepada pembuat konten," tambahnya.

(acd/ara)

Hide Ads