'Awan Hitam' Hantui Kantor Twitter, Karyawan Was-was Kena PHK

'Awan Hitam' Hantui Kantor Twitter, Karyawan Was-was Kena PHK

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 04 Nov 2022 08:30 WIB
People holding mobile phones are silhouetted against a backdrop projected with the Twitter logo in this illustration picture taken in  Warsaw September 27, 2013.   REUTERS/Kacper Pempel/Illustration/File Photo
Foto: Reuters/Kacper Pempel
Jakarta -

Karyawan Twitter mulai ketakutan kehilangan pekerjaannya. Hal ini terjadi setelah rencana pemutusan hubungan kerja atau PHK mencuat setelah perusahaan media sosial itu mulai diambil alih oleh miliarder Elon Musk.

Ada 7.500 karyawan di San Fransisco dan juga Singapura yang menjalani hari-harinya bekerja dengan ketakutan PHK. Menurut para karyawan, Elon Musk sendiri belum berbicara secara langsung kepada para karyawan soal rencana masa depan perusahaan. Hanya saja, pemilik baru itu sudah meninggalkan beberapa kode-kode soal nasib karyawan lewat pesan internal perusahaan hingga cuitannya.

Dilansir dari Reuters, Jumat (4/11/2022), beberapa karyawan menengah setingkat manajer bahkan dilarang membuat rapat atau berkomunikasi langsung dengan para stafnya. Hari-hari kerja saat ini bagaikan sedang dipantau. Hal ini diketahui dari seorang karyawan senior Twitter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rasanya seperti kita bekerja di antara Gestapo," kata karyawan senior tersebut.

Sebagian besar karyawan pun telah berhenti berkirim pesan di saluran internal Slack, mereka takut akan pantauan dari bos baru. Mereka mulai banyak yang beralih ke aplikasi perpesanan terenkripsi ataupun saluran perusahaan Twitter khusus di aplikasi Blind, yang menyediakan ruang bagi karyawan untuk berbagi informasi secara anonim.

ADVERTISEMENT

Lebih dari itu, saat ini karyawan sedang menunggu untuk mendengar apakah mereka masih akan memiliki pekerjaan pada hari-hari berikutnya. Apalagi, hari Jumat ini PHK diperkirakan akan dimulai menurut spekulasi di antara karyawan.

Beberapa karyawan Twitter telah berhenti menerima menanggapi email dari klien yang meminta informasi. Mereka mulai putus asa dan tidak tahu apakah mereka masih memiliki pekerjaan atau tidak.

Yang lain berlomba untuk memenuhi pekerjaan dengan tenggat waktu. Bahkan, seorang manajer men-tweet foto dirinya tidur di lantai kantor dengan kantong tidur perak. Sementara beberapa lainnya mulai bergegas melamar pekerjaan di perusahaan lain.




(hal/zlf)

Hide Ads