Komitmen pendampingan terhadap para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) membuat para pelaku usaha mampu meningkatkan omzet. Melalui payung program Sampoerna Untuk Indonesia (SUI), pelaku UMKM mendapatkan pelatihan dan pendampingan memanfaatkan digitalisasi untuk meningkatkan akses pasar.
Detri, seorang ibu pemilik usaha kue kering D3'Kicen yang didampingi Sampoerna berhasil meningkatkan omzet setelah memperbaiki kemasan dan memanfaatkan media sosial. Ia menuturkan sebelum mendapatkan pelatihan dari Sampoerna, dirinya tidak pernah memikirkan kemasan produk (packaging).
Detri fokus membuat kue kering dan memasarkan sebanyak-banyaknya. Namun, berkat pelatihan dirinya mulai lebih memperhatikan kemasan yang baik. Sehingga usahanya lebih terpercaya dan pada akhirnya mampu meningkatkan omzet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Packaging saya dulu polos banget, biasa aja. Saya hanya pikir jualan. Setelah ikut webinar dan pelatihan, saya mengganti packaging dan itu bisa naikin omzet," kata Detri dalam keterangan tertulis, Jumat (4/11/2022).
Sebagai informasi, dalam rangka peringatan Hari UMKM Nasional pada 12 Agustus 2022, Sampoerna meluncurkan rangkaian webinar pelatihan untuk meningkatkan kapabilitas UMKM bertajuk 'UMKM Untuk Indonesia: Usaha Maju Kian Makmur'.
Serial webinar yang digelar selama satu bulan penuh itu menghadirkan sejumlah narasumber dari pelaku UMKM sukses, pemerintah, ahli keuangan, branding, hingga akademisi. Webinar ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan skill pelaku UMKM agar bisa naik kelas, termasuk memanfaatkan saluran digital.
Selain pembenahan pada sisi kemasan yang menarik, lanjut Detri, dirinya juga membenahi media sosial, khususnya Instagram, untuk memasarkan produk. Pembenahan itu membuat follower-nya meningkat sehingga produknya bisa menjangkau lebih banyak orang.
"Saya bahagia banget usaha bisa lebih maju. Sekarang saya kirim produk ke kantor kini lebih pede (percaya diri). Terima kasih Sampoerna," ujarnya.
Hal senada disampaikan Wulan, pemilik usaha Jampi Saya yang memasarkan produk jamu tradisional dengan kemasan modern. Wulan mengaku menerima pelatihan dari Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC). Menurutnya, pelatihan dari SETC membantunya memanfaatkan banyak saluran digital.
"Sebelumnya saya tidak tahu apa-apa. Melalui pelatihan, saya mulai mengerti optimalisasi digital marketing, kemasan ramah lingkungan, dan kami dapat Nomor Induk Berusaha (NIB) yang sangat membantu untuk akses permodalan perbankan," jelasnya.
Adapun SETC adalah salah satu program pemberdayaan UMKM oleh Sampoerna yang telah menjangkau lebih dari 60.000 peserta pelatihan dari seluruh Indonesia.
Wulan mengatakan pelatihan dan webinar yang diberikan oleh Sampoerna sangat bermanfaat bagi UMKM untuk menghadapi tantangan perubahan perilaku konsumen. Dia berharap pelatihan seperti SETC dapat terus berlanjut.
"Ini sangat bermanfaat bagi pelaku UMKM seperti kami. Semoga kegiatan pelatihan dapat berlanjut sebagai bekal untuk menghadapi persaingan. Terima kasih banyak SETC, terima kasih Sampoerna," ungkap Wulan.
Setali tiga uang juga disampaikan CEO dan pemilik usaha My Kripick dari Karawang, Jawa Barat, Tandres Sianturi yang juga mendapatkan pelatihan di SETC. Menurutnya, Sampoerna membantu My Kripick mendapatkan sejumlah sertifikat gratis untuk merek dan NIB. Berkat pelatihan, produk My Kripick bisa masuk ke toko ritel di Karawang dan Bandung.
"Kami juga memanfaatkan optimalisasi digital seperti lewat TikTok hingga afiliasi untuk membantu pasarkan produk kami," pungkas Tandres.
(ega/ega)