Sederet Bantahan Produsen Migor yang Dituding KPPU Main Mata Soal Harga

Sederet Bantahan Produsen Migor yang Dituding KPPU Main Mata Soal Harga

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 08 Nov 2022 08:15 WIB
Infografis 27 perusahaan jalani sidang kasus minyak goreng di KPPU
Foto: Infografis detikcom/Denny

3. Bantah Sengaja Bikin Langka Minyak Goreng

Semua perusahaan yang hadir di persidangan di KPPU, dalam pembelaannya membantah bahwa telah melakukan kesengajaan dalam fenomena kelangkaan minyak goreng. Kelangkaan minyak goreng kemasan yang dimaksud terjadi pada periode bulan Januari 2022 hingga Mei 2022.

Salah satunya seperti yang disampaikan oleh produsen merek minyak goreng Bimoli, PT Salim Ivomas Pratama. Pihaknya membantah bahwa produknya sempat langka di 15 provinsi.

"Secara dramatis Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP) mengatakan stok Bimoli nggak ada di 15 provinsi. Masya Allah itu keterlaluan! Kami punya bukti-bukti foto, kami sempat foto stok tacking yang kami akan ditayangkan foto bukti-bukti," kata kuasa hukum perusahaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan, tidak bisa disimpulkan jika di suatu tempat atau supermarket kosong lalu dikatakan stok minyak goreng kosong. Menurutnya banyak kemungkinan yang terjadi atas kekosongan itu, misalnya barang belum datang atau habis.

"Oh kosong di provinsi ini nggak ada di minimarket lain nggak ada. Belum tentu nggak ada itu kami jail sengaja menahan barang. Mungkin habis, kebetulan barang belum datang. Ada seribu kemungkinan ketika barang nggak ada," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Kelangkaan minyak goreng pada periode itu disebut karena ada fenomena panic buying. Di mana saat itu masyarakat memang kerap kali banyak memborong minyak goreng di minimarket.

"Barangkali Majelis, pada saat tersebut karena terjadi kesulitan bukan pada tingkat produksi tetapi tingkat masyarakat. Pada periode itu terjadi panic buying, menjadi stok sedikit, masyarakat menyerbu. Di mana mungkin tidak semua orang membutuhkan minyak goreng pada saat yang bersamaan, ketika ada minyak goreng khawatir kehabisan kemudian terjadi panic buying," tutupnya.

Bersambung ke halaman selanjutnya.


Hide Ads